Selasa, 13 April 2010

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMURNIAN GARAM DAPUR SECARA KRISTALISASI

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
NAMA :HERLINAWATI ARITONANG
NIM :081188410017

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2009
LAPORAN PRAKTIKUM
I. Judul Percobaan : Pemurnian Garam Dapur Secara Kristalisasi
II. Prinsip Percobaan : Garam dapur yang di larutkan dalam air dimurnikan melalui penguapan dan pengendapan.
III. Tujuan Percobaan : Untuk mempelajari pemurnian garam dapur secara kristalisasi melalui penguapan dan pengendapan.
IV. Tinjauan Pustaka : Uraian Materi Pokok :
1. Kristalisasi
Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu padatan yang umum yaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang). Metode ini pada dasarnya mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan yang lain yang hanya melarutkan zat-zat pengotor saja. Pemurnian demikian ini banyak dilakukan pada industri-industri (kimia) maupun laboratorium untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan.
2. Syarat Pelarut
Persyaratan suatu pelarut yang baik untuk dipakai dalam proses rekristalisasi, antara lain yaitu :
1. Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat yang akan dimurnikan dengan pengotprnya.
2. Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan suatu fungsi temperature, umumnya menurun dengan menurunnya temperature.
3. Mudah dipisahkan dari kristalnya.
4. Tidak meninggalkan zat pengotor di dalam kristal zat yang dimurnikan.
5. Bersifat inert terhadap zat yang dimurnikan.
3. Komponen Garam Dapur
Garam dapur mengandung komponen utama natrium klorida dengan berbagai pengotor yang umum yaitu ion-ion, Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42+, I-, dan Br-, yang kesemuanya mudah larut dalam air. Untuk memperoleh NaCl dengan kemurnian tinggi dari garam dapur maka dapat ditempuh metode rekristalisasi dengan pelarut air. Namun untuk melenyapkan/mengurangi kehadiran ion-ion pengotor perlu ditambahkan ion-ion tertentu yang mampu mengikat ion-ion pengotor menjadi senyawa-senyawa yang kelarutannya dalam air menjadi sangat rendah, sehingga dapat dipisahkan melalui penyaringan sebelumnya.
V. Alat dan Bahan :
Alat
1. Pemanas
2. Gelas beker 3 bh
3. Gelas ukur 100 ml 1 bh
4. Corong pipa bengkok 1 bh
5. Pengaduk 1 bh
Bahan
1. Garam dapur
2. Kristal CaO
3. Larutan encer Ba(OH)2
4. Larutan (NH4)2CO3
5. Larutan HCl 0,1 M
6. Larutan H2SO4 pekat
7. Kertas saring 2 bh
8. Kertas lakmus
VI. Prosedur Percobaan : Prosedur Kerja
1. Melarutkan 16 gram garam dapur ke dalam 50 mL air (dalam gelas beker) dengan pemanasan sampai mendidih lalu diaduk. Kemudian membagi menjadi dua bagian yang sama yaitu sebagai larutan A dan B.
2. Mambahkan kira-kira 0,2 gram CaO ke dalam larutan A.
3. Mambahkan larutan Ba(OH)2 tetes demi tetes hingga tidak berbentuk lagi endapan.
4. Menambahkan larutan (NH4)2CO3 tetes demi tetes sambil diaduk.
5. Menyaring campuran tersebut ke dalam gelas beker dan menetralkan filtrate dengan menambahkan larutan HCl encer tetes demi tetes (menguji sifat kenetralan dengan kertas lakmus).
6. Menguapkan larutan sampai kering.
7. Menimbang NaCl yang diperoleh.
8. Larutan B dijenuhkan dengan penambahan gas HCl yang dapat diperoleh dari reaksi antara garam dapur dengan asam sulfat pekat. Aliran gas HCl dihentikan setelah kristal NaCl tidak bertambah lagi.
9. Memisahkan kristal dengan penyaringan dan mengeringkannya.
VII. Data & Pembahasan :
Larutan Garam Dapur (gr) Kristal (murni) NaCl (gr)
A. Secara Penguapan 8,10 5,16
B. Secara Pengendapan 8,10 4,83

• Berat kristal (murni) NaCl secara penguapan
=
= 63,70 %.
• Berat kristal (murni) NaCl secara pengendapan
=
= 59,63 %.
• Penambahan Ba(OH)2 bertujuan agar garam berada dalam suasana basa dan supaya terbentuk endapan.
• Penambahan (NH4)2CO3 bertujuan agar terbentuk endapan Na2CO3.
• Sifat basa garam berasal dari penambahan Ba(OH)2.
• Netralisasi menggunakan larutan HCl agar terbentuk kristal (murni) NaCl.
• Penjenuhan larutan B dipakai gas HCl agar terbentuk kristal (murni) NaCl.

VIII. Reaksi-reaksi :
Larutan A
NaCl (aq) + CaO (s) → CaCl (aq) + NaO (aq)
2 NaCl (aq) + Ba(OH)2 (aq) → BaCl2 (aq) + 2 NaOH (s)
2 NaOH (s) + (NH4)2CO3 (aq) → 2 NH4OH (aq) + Na2CO3 (s)
Na2CO3 (s) + 2 HCl (aq) → H2CO3 (aq) + 2 NaCl (s)
Larutan B
2 NaCl (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2 HCl (g)
NaCl (aq) + HCl (g) → NaCl (s) + HCl (aq)
IX. Kesimpulan & Saran :
A. Kesimpulan
• Berat kristal (murni) NaCl yang diperoleh secara penguapan adalah 5,16 gram atau 63,70 % (berat).
• Berat kristal (murni) NaCl yang diperoleh secara pengendapan adalah 4,83 gram atau 59,63 % (berat).
B. Saran
Kami selaku praktikan menyarankan agar peninbangan kristal dilakukan secara teliti dan tepat dengan menggunakan neraca analitik, dan penambahan larutan dan gas dihentikan setelah kristal benar-benar tidak terbentuk lagi, agar diperoleh hasil yang tepat.

Senin, 12 April 2010

LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT.
Larutan Elektrolit dan non Elekrolit
Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Larutan Elektrolit.
1. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat elektrolit. Sedangkan zat elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air terurai membentuk ion-ionnya. Zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam air disebut Elektrolit Kuat dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Kuat. Zat elektrolit yang hanya terurai sebagian membentuk ion-ionnya di dalam air disebut Elektrolit Lemah dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Lemah.
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
Larutan elektrolit terdiri dari larutan elektrolit kuat contohnya HCl, H2SO4, dan larutan elektrolit lemah contohnya CH3COOH, NH3, H2S.
Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Larutan elektrolit Kuat
Contoh larutan elektrolit kuat :
Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl)
Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2)
Garam, hampir semua senyawa kecuali garam merkuri



1.1. Kekuatan Elektrolit
1.1. Kekuatan Elektrolit
Kekuatan suatu elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat ionisasi (α)
Keterangan :
Elektrolit kuat memiliki harga α = 1, sebab semua zat yang dilarutkan terurai menjadi ion.
Elektrolit lemah memiliki harga α<1, sebab hanya sebagian yang terurai menjadi ion.
Adapun non elektrolit memiliki harga α = 0, sebab tidak ada yang terurai menjadi ion.
Elektrolit kuat : α = 1(terionisasi sempurna)
Elektrolit lemah : 0 < α < 1 (terionisasi sebagian)
Non Elektrolit : α = 0 (tidak terionisasi)
1.2. Reaksi Ionisasi Elektrolit
- Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat
Larutan yang dapat memberikan lampu terang, gelembung gasnya banyak, maka laurtan ini merupakan elektrolit kuat. Umumnya elektrolit kuat adalah larutan garam. Dalam proses ionisasinya, elektrolit kuat  = 1 (terurai sempurna), pada persamaan menghasilkan banyak ion maka reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Perlu diketahui pula elektrolit kuat ada beberapa dari asam dan basa.
Contoh :
NaCl (aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
KI (aq) → K+(aq) + I-(aq)
Ca(NO3)2(g) → .Ca2+(aq) + NO3-(aq)
Di bawah ini diberikan kation dan anion yang dapat membentuk elektrolit kuat.Kation : Na+, L+, K+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+, NH4+
Anion : Cl-, Br-, I-, SO42-, NO3-, ClO4-, HSO4-, CO32-, HCO32-
- Reaksi Ionisasi Elektrolit Lemah
Larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya maka larutan ini merupakan elekrtolit lemah. Daya hantarnya buruk dan memiliki(derajat ionisasi) kecil, karena sedikit larutan yang terurai (terionisasi). Makin sedikit yang terionisasi, makin lemah elektrolit tersebut. Dalam persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna)
Contoh:
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
NH4OH(g) NH4+(aq) + OH-(aq)
1.3. Hubungan Keelektrolitan dengan ikatan kimia.
- Senyawa Ion
Sebagai contoh dari kegiatan percobaan yang tergolong larutan elektrolit yang berikatan ion adalah garam dapur.
Dapatkah Anda membedakan daya hantar listrik untuk garam pada saat kristal, lelehan dan larutan?
Cobalah perhatikan uraian berikut.
NaCl adalah senyawa ion, jika dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat, sehingga tidak bebas bergerak. Jadi dalam keadaan kristal (padatan) senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi jika garam yang berikatan ion tersebut dalam keadaan lelehan atau larutan, maka ion-ionnya akan bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan listrik.
Pada saat senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menyusup di sela-sela butir-butir ion tersebut (proses hidasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan.
Yang termasuk ke dalam senyawa ion adalah senyawa basa dan garam.
NaCl (s) + air → Na+ (aq) + Cl-(aq) .
- Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar misalnya : F2, Cl2, Br2, I2, CH4 dan kovalen polar misalnya : HCl, HBr, HI, NH3.
Dari hasil percobaan, hanya senyawa yang berikatan kovalen polarlah yang dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimanakah hal ini dapat dijelaskan?
Kalau kita perhatikan, bahwa HCl merupakan senyawa kovalen di atom bersifat polar, pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektro negatif dibanding dengan atom H. Sehingga pada HCl, atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif.
Struktur lewis:
Reaksi ionisasi nya adalah sebagai berikut : HCL(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas.
HCl(g) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
HCl(g) → H+(aq) + Cl-(aq)
Apakah HCl dalam keadaan murni dapat menghantarkan arus listrik? Karena HCl dalam keadaan murni berupa molekul-molekul tidak mengandung ion-ion, maka cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2. Larutan Non Elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit. Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.





3. Membedakan Larutan Elektolit dan Non Elekrolit
Membedakan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit
Larutan elektolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu penghantaran Listrik.
a). Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik.
Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius(1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena
secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai kation dan anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam.
Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, dan lain-lain
Contoh larutan elektrolit lemah :CH3COOH, Al(OH)3 dan Na2CO3
b). Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen.
Contoh larutan non elektrolit : Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain
.Soal Latihan
1. Diketahui data percobaan daya hantar listrik air dari berbagai sumber sebagai berikut.
NO Jenis air Nyala lampu Pengamat Lain
1 Air Laut Redup
Ada gas
2 Air Ledeng --
Ada gsa
3 Air Danau --
Ada gas
4 Air Sumur Redup
Ada gas
5 Air Sungai --
Ada gas
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa....
Pilihlah jawaban yang paling tepat

A. Air laut merupakan elektrolit

B. Air sungai bersifat non elektrolit

C. Ada air yang bersifat elektrolit dan non elektrolit


D. Semua air dari berbagai sumber, bersifat elektrolit

E. Sifat elektrolit air bergantung pada jenis zat pelarut


2. Diantara bahan berikut:
1. gula 2.garam 3.cuka. 4. urea 5.pemutih.
yang larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik adalah......
Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat

A. 1, 2, dan 3

B. 1, 3, dan 5

C. 2, 3, dan 5

D. 1, 4, dan 5

E. 2, 3, dan 4
3. Suatu zat padat dilarutkan ke dalam air, dan ternyata larutan zat itu dapat menghantar arus listrik. Pernyataan yang tepat untuk menerangkan peristiwa ini adalah .....

Pilihlah jawaban yang paling tepat

A. dalam air, zat padat itu terurai menjadi ionnya

B. dalam air, zat padat itu terurai menjadi atomnya

C. dalam air, zat padat itu terurai menjadi molekulnya

D. air menjadi mudah terionisasi bila ada zat padat di dalamnya

E. air menjadi konduktor listrik bila ada zat terlarut di dalamnya
Jenis Padatan Lelehan Larutan
P Non konduktor Baik Baik

Q Non konduktor Non konduktor Baik

R Baik Baik (Tidak baik)

S Non konduktor Non konduktor Buruk

Elektrolit yang merupakan senyawa kovalen adalah......

Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat

A. P dan Q

B. Q dan R

C. R dan S

D.Q dan S

E. hanya S
5. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan
Zat Lampu Pengamat lain

1 Nyala terang
Banyak gelembung
2 Nyala redup
Banyak gelembung
3
Tidak menyala Sedikit gelembung
4
Tidak menyala Tidak ada gelembung
Dari data di atas, pasangan yang digolongkan elektrolit kuat dan elektrolit
lemah berturut turut adalah ...
Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat

A. 1 dan 2

B. 1 dan 3

C. 1 dan 4

D.2 dan 4

E. 3 dan 4

Kamis, 08 April 2010

Teori Asam Basa

Teori asam dan basa Arrhenius

Teori

* Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan.
* Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida dalam larutan.

Penetralan terjadi karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk menghasilkan air.


Pembatasan teori

Asam hidroklorida (asam klorida) dinetralkan oleh kedua larutan natrium hidroksida dan larutan amonia. Pada kedua kasus tersebut, kamu akan memperoleh larutan tak berwarna yang dapat kamu kristalisasi untuk mendapatkan garam berwarna putih – baik itu natrium klorida maupun amonium klorida.

Keduanya jelas merupakan reaksi yang sangat mirip. Persamaan lengkapnya adalah:

Pada kasus natrium hidroksida, ion hidrogen dari asam bereaksi dengan ion hidroksida dari natrium hidroksida – sejalan dengan teori Arrhenius.

Akan tetapi, pada kasus amonia, tidak muncul ion hidroksida sedikit pun!

anda bisa memahami hal ini dengan mengatakan bahwa amonia bereaksi dengan air yang melarutkan amonia tersebut untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida:

Reaksi ini merupakan reaksi reversibel, dan pada larutan amonia encer yang khas, sekitar 99% sisa amonia ada dalam bentuk molekul amonia. Meskipun demikian, pada reaksi tersebut terdapat ion hidroksida, dan kita dapat menyelipkan ion hidroksida ini ke dalam teori Arrhenius.

Akan tetapi, reaksi yang sama juga terjadi antara gas amonia dan gas hidrogen klorida.

Pada kasus ini, tidak terdapat ion hidrogen atau ion hidroksida dalam larutan – karena bukan merupakan suatu larutan. Teori Arrhenius tidak menghitung reaksi ini sebagai reaksi asam-basa, meskipun pada faktanya reaksi tersebut menghasilkan produk yang sama seperti ketika dua zat tersebut berada dalam larutan. Ini adalah sesuatu hal yang lucu!

Senin, 05 April 2010

SENYAWA HIDROKARBON



SENYAWA HIDROKARBON
Disebut Hidrokarbon : mengandung unsur C dan H
Terdiri dari : 1. Alkana (CnH2n+2)
2. Alkena (CnH2n)
3. Alkuna (CnH2n-2)
ALKANA
 Hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana)
 Disebut golongan parafin : affinitas kecil (=sedikit gaya gabung)
 Sukar bereaksi
 C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas
 C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair
 > C18 : pada t dan p normal adalah padat
 Titik didih makin tinggi : terhadap penambahan unsur C
 Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah
 Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
 BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C
 Sumber utama gas alam dan petrolium
Struktur ALKANA : CnH2n+2 CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (heksana)





sikloheksana
PEMBUATAN ALKANA :
 Hidrogenasi senyawa Alkena
 Reduksi Alkil Halida
 Reduksi metal dan asam
PENGGUNAAN ALKANA :
 Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban)
 Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)
 Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis
Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah
TD (oC) Jumlah C Nama Penggunaan
< alkena =" olefin" ch="CH2" etena =" ETILENA" ch2="CH2" ch="CH" etuna =" ASETILEN"> CH=CH
 Pembuatan : CaC2 + H2O ------ C2H2 + Ca(OH)2
 Sifat-sifat :
 Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
 Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
 Penggunaan etuna :
 Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (+- 3000oC), dipakai untuk mengelas besi dan baja
 Untuk penerangan
 Untuk sintesis senyawa lain
PEMBUATAN ALKUNA
 Dehidrohalogenasi alkil halida
 Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer
SENYAWA AROMATIK
 Senyawa alifatis : turunan metana
 Senyawa aromatis : turunan benzen (simbol Ar = aril)
 Permulaan abad ke-19 ditemukan senyawa-senyawa organik yang mempunyai bau (aroma) yang karakteristik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (damar benzoin, cumarin, asam sinamat dll)
BENZEN =C6H6
 Senyawa aromatis yang paling sederhana
 Berasal dari batu bara dan minyak bumi
 Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam kebanyakan pelarut organik, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna (karena kadar C tinggi)
Pengunaan Benzen :
 Dahulu sebagai bahan bakar motor
 Pelarut untuk banyak zat
 Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, detergen, insektisida, anhidrida asam maleat, dsb
ALKIL HALIDA
 Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
 Alkil halida = haloalkana = RX struktur primer, sekunder, tersier
 Aril halida = ArX = senyawa halogen organik aromatik
Sifat fisika Alkil Halida :
• Mempunyai TD lebih tinggi dari pada TD Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
• Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
• Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.
Struktur Alkil Halida : R-X (X=Br, Cl, I)
CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (CH3)2CH-Br (CH3)3C-Br
Primer sekunder tersier





CH2-Cl CH2=CH2-Cl
Benzil khlorida Vinil khlorida
PEMBUATAN ALKIL HALIDA :
 Dari alkohol
 Halogenasi
 Adisi hidrogen halida dari alkena
 Adisi halogen dari alkena dan alkuna
PENGGUNAAN ALKIL HALIDA :
 Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
 Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran (Pyrene, TD rendah 77oC, uapnya berat.
 Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.
ALKOHOL
 Alkohol : tersusun dari unsur C, H, dan O
 Struktur alkohol : R-OH primer, sekunder dan tersier
Sifat fisika alkohol :
• TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78oC, etena = -88,6oC)
• Umumnya membentuk ikatan hidrogen
O - H-----------------O - H
R R
• Berat jenis alkohol > BJ alkena
• Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (=polar)
Struktur Alkohol : R - OH
R-CH2-OH (R)2CH-OH (R)3C-OH
Primer sekunder tersier
PEMBUATAN ALKOHOL :
 Oksi mercurasi – demercurasi
 Hidroborasi – oksidasi
 Sintesis Grignard
 Hidrolisis alkil halida
PENGGUNAAN ALKOHOL :
 Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil, sintesis formaldehid,metilamina,metilklorida,metilsalisilat, dll
 Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 % sebagai antiseptik, sebagai pengawet, dan sintesis eter, koloroform, dll
FENOL
 Fenol : mengandung gugus benzen dan hidroksi
 Mempunyai sifat asam
 Mudah dioksidasi struktur OH
 Mempunyai sifat antiseptik
 Penggunaan sbg antiseptikum dan sintesis
ETER
 Eter : isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil atau aril)
 Eter : mengandung unsur C, H, dan O
Sifat fisika eter :
• Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar dan TD nya naik dengan penambahan unsur C.
• Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter dengan rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik.
• Mudah terbakar
• Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan < 3n ="primer," c="O)"> senyawa non polar
 Sifat fisika formaldehid : suatu gas yang baunya sangat merangsang
 Akrolein = propanal = CH2=CH-CHO : cairan, baunya tajam, sangat reaktif.
FORMALDEHID = METANAL = H-CHO
• Sifat-sifat : satu-satunya aldehid yang berbentuk gas pada suhu kamar, tak berwarna, baunya tajam, larutanya dalam H2O dari 40 % disebut formalin.
• Penggunaan : sebagai desinfektans, mengeraskan protein (mengawetkan contoh-contoh biologik), membuat damar buatan.
Struktur Aldehid : R – CHO




PEMBUATAN ALDEHID :
 Oksidasi dari alkohol primer
 Oksidasi dari metilbenzen
 Reduksi dari asam klorida
KETON
 Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil (C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril.
 Sifat-sifat sama dengan aldehid.
PROPANON = DIMETIL KETON = ASETON = (CH3)2-C=O
• Sifat : cairan tak berwarna, mudah menguap, pelarut yang baik.
• Penggunaan : sebagai pelarut
ASETOFENON = METIL FENIL KETON
• Sifat : berhablur, tak berwarna
• Penggunaan : sebagai hipnotik, sebagai fenasil klorida (kloroasetofenon) dipakai sebagai gas air mata
Struktur : (R)2-C=O




PEMBUATAN KETON
 Oksidasi dari alkohol sekunder
 Asilasi Friedel-Craft
 Reaksi asam klorida dengan organologam
ASAM KARBOKSILAT
 Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun gugus aril (Ar-COOH)
 Kelarutan sama dengan alkohol
 Asam dengan jumlah C 1 – 4 : larut dalam air
 Asam dengan jumlah C = 5 : sukar larut dalam air
 Asam dengan jumlah C > 6 : tidak larut dalam air
 Larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, dan benzen
 TD asam karboksilat > TD alkohol dengan jumlah C sama.
Struktur Asam Karboksilat : R – COOH dan Ar – COOH





CH3-CH2-CH2-CH2-COOH COOH
Valelat
CH3-COOH (asam asetat) Asam benzoat
ASAM FORMAT = HCOOH
• Sifat fisika : cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna.
• Penggunaan : untuk koagulasi lateks, penyamakkan kulit, industri tekstil, dan fungisida.
ASAM ASETAT = CH3-COOH
• Sifat : cair, TL 17oC, TD 118oC, larut dalam H2O dengan sempurna
• Penggunaan : sintesis anhidrat asam asetat, ester, garam, zat warna, zat wangi, bahan farmasi, plastik, serat buatan, selulosa dan sebagai penambah makanan.
PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT
 Oksidasi alkohol primer
 Oksidasi alkil benzen
 Carbonasi Reagen Grignard
 Hidrolisin nitril
AMIDA
 Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus –OH digan-ti dengan –NH2 atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil.
 Sifat fisika : zat padat kecuali formamida yang berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku yang rendah larut dalam air, bereaksi kira-kira netral.
Struktur Amida : R – CONH2
PEMBUATAN AMIDA :
 Reaksi asam karboksilat dengan amoniak
 Garam amoniumamida dipanaskan
 Reaksi anhidrid asam dengan amponiak
PENGGUNAAN AMIDA :
ä Formamida berbentuk cair, sebagai pelarut.
ä Untuk identifikasi asam yang berbentuk cair.
ä Untuk sintesis nilon, ds.
ESTER
 Ester adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus H pada –OH diganti dengan gugus R.
 Sifat fisika : berbentuk cair atau padat, tak berwarna, sedikit larut dalm H2O, kebanyakan mempunyai bau yang khas dan banyak terdapat di alam.
Struktut ester : R – COOR
PEMBUATAN ESTER :
 Reaksi alkohol dan asam karboksilat
 Reaksi asam klorida atau anhidrida
PENGGUNAAN ESTER :
ä Sebagai pelarut, butil asetat (pelarut dalam industri cat).
ä Sebagai zat wangi dan sari wangi.

KIMIA SOLIN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Teori Domain Elektron Dan Gaya Antar Molekul
Sub Materi Pokok : Teori Domain Elektron
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Mendeskripsikan struktur atom dan sifat-sifat periodik atom serta struktur molekul dan sifat-sifatnya.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan teori domain elektron untuk meramalkan bentuk molekul dan menjelaskan hubungan antar molekul dengan sifatnya.
C. Indikator
Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron
1. Kognitif
• Menggambarkan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron
2. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
• Aktif dalam melaksanakan percobaan
3. Psikomotorik
• Merakit pembentukan ikatan kimia dan meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron dengan menggunakan mollymood
4. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa senyawa-senyawa yang terdapat di alam memiliki bentuk molekul yang dapat diramalkan dengan teori domain elektron.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang bentuk-bentuk molekul dari berbagai literatur.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dan hasil rakitan secara lisan.

D. Materi Pelajaran
I. Struktur ruang suatu molekul dapat diramalkan berdasarkan adanya PEI dan PEB pada kulit terluar dari atom pusat dalam molekul tersebut. Teori domain elektron adalah suatu cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan tolak-menolak elektron-elektron pada kulit terluar atom pusat. Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori VSEPR. Menurut teori ini, gaya tolak-menolak terbesar akan terjadi diantara PEB dan gaya tolak-menolak terkecil akan terjadi diantara PEI. Urutan kekuatan gaya tolak-menolak : PEB-PEB > PEB-PEI > PEI-PEI.
2. Merumuskan tipe molekul dapat dinyatakan dengan cara:
a. Atom pusat dinyatakan dengan lambang A
b. Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X
c. Domain elektron bebas dinyatakan dengan E
Contoh : SF4 memiliki jumlah PEI sebanyak 4 dan jumlah PEB 1
Sehingga rumusnya AX4E dan bentuk molekulnya bidang empat
3. Hibridisasi adalah penyetaraan tingkat energi melalui penggabungan antar orbital senyawa kovalen atau kovalen koordinasi. Bentuk molekul suatu senyawa dipengaruhi oleh bentuk orbital hibridanya.

D. Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : konstruktivisme
• Pendekatan : Inquiry
• Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen
• Sistem Pembelajaran :

No. Langkah-langkah Waktu
1.Apersepsi
• Memberi salam 5 menit
• Memotivasi siswa 10 menit
• Memeriksa tugas (PR) 15 menit

2.Kegiatan Inti
• Menjelaskan bagaimana meramalkan bentuk molekul dengan menggunakan teori domain elektron 20 menit

• Memberikan contoh contoh beberapa senyawa yang dapat membentuk molekul secara linier, tetrahedral, piramida segitiga dsb dengan melalui kegiatan merakit mollymod 20 menit

• Menjelaskan cara pembentukan molekul melalui hibridisasi dan menentukan bentuk molekulnya. 20 menit

• Mengadakan diskusi 20 menit


3.Penutup
• Membuat kesimpulan 10 mneit.
• Memberikan tugas (PR) 15 menit

Total 135 menit

E. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Tabel SPU
• Mollymood
F. Penilaian
• Tes kognitif
1. Tentukan type molekul-molekul berikut :
a. XeO4 b. H2O
2. Bagaimana bentuk hibridisasi dalam molekul NH3
jawab :
1a. XeO4
Jumlah elekron valensi atom pusat = 8
Jumlah domain elektron ikatan = 4
Tetapi jumlah elektron yang digunakan atom pusat = 4 x 2 = 8
Jumlah domain elektron bebas = 0
Tipe molekul AX4
1b. H2O
Jumlah elekron valensi atom pusat = 6
Jumlah domain elektron ikatan = 2
Jumlah domain elektron bebas = 2
Tipe molekul AX2E2
2. Hibridisasi NH3
7N =1S2 2S2 2P3

Hibridisasi SP3
Piramida trigonal
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
1 Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
2 Sikap dan minat afektif
• Saya akan menggambarkan bentuk-bentuk molekul dengan benar
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang bagaimana cara meramalkan bentuk molekul
3 Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan cara meramalkan bentuk molekul dengan benar

Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 15 dan minimum 3
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 40
Skor minimum 8
Interval skor 7
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
8-14 6
15-21 7
22-28 8
29-35 9
36-40 10

• Psikomotorik
Menggunakan alat percobaan
Kriteria penilaian : assesment kinerja
No Indikator Skor Interval
1 Meramalkan bentuk geometri molekul dari suatu molekul 0-2
2 Merangkai alat untuk percobaan bentuk geometri molekul tsb0-2
3 Mendiskusikan hasil percobaan 0-2
4 Mengkomunikasikan hasil diskusi 0-2
5 Menyimpulkan hasil percobaan 0-2


Pedoman penilaian
1. Jumlah skor keseluruhan Interval 0-100
2. Nilai yang diperoleh siswa ( jumlah skor dibagi 10 )


Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Agustus 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700

Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Teori Domain Elektron Dan Gaya Antar Molekul
Sub Materi Pokok : Gaya Antar Molekul
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Mendeskripsikan struktur atom dan sifat-sifat periodik atom serta struktur molekul dan sifat-sifatnya.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan teori domain elektron untuk meramalkan bentuk molekul dan menjelaskan hubungan antar molekul dengan sifatnya.
C. Indikator
- Menjelaskan perbedaan sifat fisis (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya London, gaya van der waals dan ikatan hydrogen).
- Menerapkan hubungan antara besaran gaya van der waals dengan ukuran molekul untuk menjelaskan sifat fisiknya.
• Kognitif
- Menjelaskan pengertian dari gaya antar molekul (gaya London, gaya van der waals, dan ikatan hydrogen).
- Menjelaskan perbedaan sifat fisis berdasarkan perbedaan gaya antar molekul
- Mendeskripsikan kenaikan titik didih berdasarkan berat molekul unsur
- Mendeskripsikan kenaikan titik didih akibat adanya ikatan hydrogen.
• Afektif
- Patuh dalam menyimak penjelasan guru
- Aktif dalam diskusi
- Patuh dalam melaksanakan tugas
• Wawasan Kecakapan Hidup
- Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa senyawa-senyawa yang terdapat di alam ini memiliki perbedaan titik didih yang disebabkan adanya gaya antar molekul.
- Kecakapan berpikir rasional
Siswa mampu mengolah informasi dari berbagai literatur maupun diskusi.
- Kecakapan sosial
Siswa dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi.

D. Materi Pelajaran
Gaya-gaya antar molekul dapat dibedakan atas :
1. Gaya van der waals, tiga gaya antar molekul yang berperan dalam gaya van der waals yaitu: gaya orientasi, gaya imbas, dan gaya dispersi (gaya London).
2. Ikatan Hidrogen
Merupakan gaya lemah antar molekul yang menghubungkan antara atom hydrogen dari suatu molekul dengan atom elektronegatif pada molekul yang lain. Ikatan hydrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Dua faktor yang mempengaruhinya, yaitu : massa molekul relatif dan ikatan antar molekul.
Contoh: Molekul H2O
H H --- = Ikatan Hidrogen
O --- = Ikatan Kovalen
H
O
H

E. Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kooperatif
• Pendekatan : Pemahaman Konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, penugasan
• Sistem Pembelajaran :

No. Langkah-langkah Waktu
1.Apersepsi
• Memberi salam 5 menit
• Memotivasi siswa 5 menit
• Memeriksa tugas (PR) 5 menit
2Kegiatan Inti
• Menjelaskan pengertian gaya antar molekul (gaya van der waals, gaya London, ikatan hydrogen) 20 menit
• Menjelaskan perbedaan sifat fisis (titik didih) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul 20 menit
• Mengadakan diskusi 20 menit
3.Penutup
• Membuat kesimpulan 5 menit
• Memberikan tugas (PR) 10 menit

Total 90 menit

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Tabel SPU
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal essay
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya van der waals!
2. Manakah yang memiliki titik didih lebih tinggi HCl atau H2O !
Jawab:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya van der waals yaitu:
a. Kerumitan molekul : molekul-molekul yang bentuknya sederhana akan mempunyai gaya antar molekul yang lebih kuat daripada yang bentuknya rumit.
b. Ukuran molekul : molekul-molekul yang berukuran besar akan mudah mengalami dipol sesaat, sebab elektronnya sangat jauh dari inti sehingga pergerakan elektronnya dapat lebih luas dari pada molekul yang berukuran kecil.
2. Mr HCl = 35,5 + 1 = 36,5
Mr H2O = 2 + 16 = 18
Walaupun Mr HCl lebih besar, namun H2O memiliki ikatan hydrogen maka titik didihnya lebih tinggi dari pada HCl.
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
1. Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
2.Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar penentuan titik didih akibat adanya gaya antar molekul
• Saya akan menggambarkan ikatan hydrogen pada senyawa HF, H2O, dan NH3 dengan benar
• Saya akan berusaha mencari literatur lebih banyak tentang gaya antar molekul
3.Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan dengan baik gaya-gaya antar molekul pada senyawa agar dapat menentukan titik didih dengan benar.

Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 15 dan minimum 3
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 40
Skor minimum 8
Interval skor 7
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
8-14 6
15-21 7
22-28 8
29-35 9
36-40 10


Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Agustus 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700




Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Laju Dan Orde Reaksi
Sub Materi Pokok : Kemolaran Dan Penentuan Laju Reaksi
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan untuk menentukan laju dan orde reaksi
C. Indikator
- Menjelaskan pengertian kemolaran dan penggunaannya
- Menuliskan ungkapan laju reaksi
1. Kognitif
• Menjelaskan kemolaran dan aplikasinya dalam soal
• Menjelaskan ungkapan laju reaksi dan menjelaskan aplikasinya dalam soal-soal.
2. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
3. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa senyawa-senyawa yang terdapat di alam ini memiliki kemolaran (M) yang bervariasi dan memiliki tingkat reaksi (V) yang berbeda-beda pula.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang laju reaksi dari berbagai literatur dan mengolah informasi tersebut lewat diskusi.
• Kecakapan sosial
Siswa dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi.

D. Materi Pelajaran
1. Pengertian Kemolaran
Kemolaran atau molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan. Kemolaran diberi notasi huruf M .
M
Jika zat terlarut dinyatakan dalam satuan gram dan volume larutan dinyatakan dalam ml atau cm3 , maka kemolaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
M
Pengenceran larutan dilakukan dengan menambahkan zat pelarut sehingga volume larutan menjadi lebih besar dan kemolaran larutan menjadi lebih kecil.
V1 x M1 = V2 x M¬2
Pemakaian air : V1 + V = V2
V = V2 – V1
Kemolaran campuran : jika dua atau lebih larutan dicampurkan dan tidak terjadi reaksi kimia, penentuan molaritas campuran yang dihasilkan dilakukan dengan:
Mcampuran
Mcampuran
2. Laju Reaksi dan Tingkat Reaksi
Laju reaksi didefinisikan sebagai pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu atau penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu.
Reaksi : R P
Maka : V atau V
Hubungan laju reaksi dengan koefisien reaksi
Laju reaksi suatu zat berbanding lurus dengan koefisien reaksi zat tersebut.
Mis : m A + n B o P + p D
Perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan koefisien reaksi, maka
VA : VB : VC : VD = m : n : o : p

E. Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kooperatif
• Pendekatan : Pemahaman Konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :

No. Langkah-langkah Waktu
1.Apersepsi
• Memberi salam 5 menit
• Memotivasi siswa 10 menit
• Memeriksa tugas (PR) 15menit

2.Kegiatan Inti
• Menjelaskan kemolaran dan aplikasinya dalam soal 20 menit
• Menjelaskan pengertian laju reaksi dan hubungannya dengan koefisien reaksi20 menit
• Memberikan soal-soal aplikasi kemolaran dan penentuan laju reaksi. 15 menit
• Mengadakan diskusi

3.Penutup
• Membuat kesimpulan 10menit
• Memberikan tugas (PR) 10menit

Total 135 menit

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Tabel SPU
E. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal essay
1. Jika 8,88 gram Ca(OH)2 Mr = 74 dilarutkan dalam air hingga 400 ml, tentukan kemolaran larutan!
2. Dari reaksi penguraian : 2N2O5 4NO2 + O2 diperoleh data pembentukan senyawa NO2 sebagai berikut:
No Konsentrasi NO2 (M) Waktu (Jam)
1 0,001 0
2 0,02 1
3 0,04 2
4 0,08 4

Jawab :
1. M 2. Δ(NO2) = (NO2)3 – (NO2)2
M = 0,04 – 0,02 = 0,02 M
= 0,3 M Δt = t3 – ¬t2 = 2-1 = 1 jam = 3600 s
V MS-1

• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
1. Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
2.Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal untuk menghitung kemolaran
• Saya akan berusaha mencari literatur lebih banyak tentang laju reaksi dan kemolaran
3.Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan dengan baik pengetahuan yang saya peroleh untuk

menghitung laju reaksi dan kemolaran
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 6
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
1-12 6
13-18 7
19-24 8
25-30 9
31-35 10

Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Agustus 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 0331170



Rencana Pelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Laju Dan Orde Reaksi
Sub Materi Pokok : Persamaan Laju Reaksi
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan untuk menentukan laju dan orde reaksi
C. Indikator
- Menjelaskan persamaan laju reaksi dan orde reaksi serta penentuannya
- Menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan
- Membaca grafik kecenderungan orde reaksi
1. Kognitif
• Menjelaskan persamaan laju reaksi dan orde reaksi
• Menjelaskan orde reaksi dari data percobaan
• Mendeskripsikan data hasil percobaan untuk menentukan laju reaksi dan orde reaksi
• Menggambarkan grafik laju reaksi
2. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
3. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat mensyukuri rahmat Tuhan bahwa dialam semesta ini terdapat reaksi-reaksi kimia dari sejumlah senyawa yang dapat ditentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksinya baik melalui data percobaan maupun dengan grafik.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang persamaan laju reaksi dari berbagai literatur dan mengolah informasi tersebut lewat diskusi.
• Kecakapan sosial
Siswa dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi.
D. Materi Pelajaran
1. Persamaan laju reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi bukan hasil reaksi. Makin besar konsentrasi pereaksi makin besar laju reaksinya, dengan demikian persamaan laju reaksi bergantung pada konsentrasi pereaksi.
Bentuk persamaan reaksi : p A + q B r C + s D
V = k (A)x (B)y
Grafik orde reaksi menggambarkan suatu zat pereaksi terurai menghasilkan hasil reaksi, menurut persamaan : A hasil
a. Grafik orde reaksi nol : V = k (A)0
b. Grafik orde reaksi satu : V = k (A)1
c. Grafik orde reaksi dua : V = k (A)2

E. Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kooperatif
• Pendekatan : Pemahaman Konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
1.Apersepsi
• Memberi salam 5 menit
• Memotivasi siswa 5 menit
• Memeriksa tugas (PR) 5 menit
2.Kegiatan Inti
• Menjelaskan pengertian laju reaksi dan hubungannya dengan koefisien reaksi 10 menit
• Menjelaskan bagaimana menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan 20 menit
• Memberikan soal-soal aplikasi kemolaran dan penentuan laju reaksi. 20 menit
• Menjelaskan bentuk persamaan laju reaksi dari grafik orde reaksi 15menit

• Memberikan beberapa contoh penentuan persamaan laju reaksi dari grafik orde reaksi 15menit

• Mengadakan diskusi 20 menit

3.Penutup
• Membuat kesimpulan 5 menit
• Memberikan tugas (PR) 5 menit\

Total 135 menit

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Tabel SPU
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal essay
1. Dalam suatu percobaan penentuan laju reaksi P + Q Hasil, diperoleh data sebagai berikut :
No Konsentrasi P (M) Konsentrasi Q (M) Laju reaksi (MS-1)
1 0,40 0,20 0,096
2 0,30 0,30 0,162
3 0,20 0,20 0,048
4 0,10 0,10 0,006
5 0,05 0,10 0,003

Tentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksinya!

Jawab:
1. Misalkan orde reaksi P = X Misalkan orde reaksi Q = Y
v1/v2= [p1/p3] v3/v4= [p3/p4][Q3/Q4]


2 = 2X maka X = 1 8 = 2 (2)Y
4 = 2Y maka Y = 2
Orde reaksi P = 1; Orde reaksi Q = 2 ; Orde reaksi total = 1 + 2 = 3
Persamaan laju reaksi :
V = k (P) (Q)2
2. Perhatikan grafik orde reaksi dan persamaan reaksi A + B hasil.
a. Pada konsentrasi A tetap b. Pada konsentrasi B tetap

grafik grafik



Tentukan persamaan laju reaksi!
Jawab :
1. a. Grafik A : V = k (B)1 b. Grafik B : V = k (A)0
V = k (B) V = k

• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
1 Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
2 Sikap dan minat apektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal aplikasi penentuan persamaan laju reaksi dan orde reaksi
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan penentuan persamaan laju reaksi dari grafik orde reaksi
• Saya akan berusaha mencari literatur lebih banyak tentang laju reaksi dan orde reaksi
3 Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan dengan baik pengetahuan yang saya peroleh untuk menghitung laju reaksi dan orde reaksi

Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 6

Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
1-12 6
13-18 7
19-24 8
25-30 9
31-35 10

Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, September 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Sub Materi Pokok : - Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
- Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
- Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
- Pengaruh ktalis terhadap laju reaksi
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menyimpulkan hasilnya.
C. Indikator
- Menyimpulkan pengaruh konsentrasi, suhu, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh pada laju reaksi berdasarkan data hasil pengamatan.
a. Kognitif
• Menjelaskan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi berdasarkan data hasil pengamatan.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat mensyukuri rahmat Tuhan bahwa dialam semesta ini terdapat berbagai bentuk reaksi kimia dimana pada setiap reaksi tersebut kelajuan reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dari berbagai literatur dan mengolah informasi tersebut lewat diskusi.
• Kecakapan sosial
Siswa dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi baik secara lisan maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1. Luas Permukaan Bidang Sentuh
Semakin luas permukaan zat padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antarpartikel zat yang bereaksi.
2. Konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antarmolekul makin sering terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar, dan reaksi berlangsung lebih cepat.
3. Suhu
Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan laju reaksi. Semakin tinggi suhu berarti kemungkinan akan terjadi tumbukan yang menghasilkan energi juga banyak, dan berakibat reaksi berlangsung lebih cepat.
Va ta
Dimana : Va = laju reaksi pada suhu akhir To = suhu awal
Vo = laju reaksi pada suhu awal ΔV = kenaikan laju reaksi
Ta = suhu akhir ΔT = kenaikan suhu
ta = waktu akhir to = waktu awal
4. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi dianggap tidak berekasi. Katalis mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi pengaktifan.
E. Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kooperatif
• Pendekatan : Pemahaman Konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :

No. Langkah-langkah Waktu
1 Apersepsi
• Memberi salam dan mengabsen siswa
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)

2 Kegiatan Inti
• Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
• Menjelaskan penerapan rumus pengaruh suhu dalam soal
• Memberikan soal-soal aplikasi pengaruh suhu
• Mengadakan diskusi

3 Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Tabel SPU
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal essay
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi !
2. Suatu laju reaksi akan meningkat menjadi dua kali laju semula jika suhunya ditingkatkan 10oC. Berapa kali lebih cepat laju reaksi yang berlangsung pada suhu 50oC dibandingkan reaksi yang berlangsung pada suhu 20oC!
3. Laju reaksi meningkat dua kali pada setiap kenaikan suhu sebesar 10oC. Jika pada suhu 30oC reaksi berlangsung selama 48 menit, tentukanlah lama reaksi yang berlangsung pada suhu 60oC!
Jawab
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah:
a. luas permukaan : makin luas permukaan bidang sentuh maka laju reaksi makin besar
b. konsentrasi : laju reaksi semakin cepat jika konsentrasi zat reaktan diperbesar
c. suhu : laju reaksi akan semakin cepat jika suhunya semakin tinggi
d. katalis : mempercepat laju reaksi dengan menurunkan harga energi pengaktifan
2. Dik : ΔV = 2 Ta = 50oC
ΔT = 10oC TO = 20oC
Dit : Va = ….?
Maka : Va

= (2)3 Vo
Va = 8 Vo

3. Dik : ΔV = 2 Ta = 50oC to = 48 menit
ΔT = 10oC TO = 20oC
Dit : to = ….?
Maka: ta
ta
ta = 6 menit
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
1. Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
2 Sikap dan minat apektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
• Saya akan berusaha mencari literatur lebih banyak tentang laju reaksi
3 Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan dengan baik pengetahuan yang saya peroleh

Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 15 dan minimum 3
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 40
Skor minimum 8
Interval skor 5

Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
8-12 5
13-18 6
19-24 7
25-30 8
31-36 9
37-40 10


Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, September 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700


Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Teori Tumbukan
Sub Materi Pokok : Teori Tumbukan
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menggunakan postulat dasar teori tumbukan untuk menjelaskan kebergantungan laju reaksi pada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
C. Indikator
- Membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia baik yang menggunakan indikator maupun tidak
- Menjelaskan pengertian dan peranan katalisator serta energi pengaktifan dengan menggunakan diagram
- Menjelaskan peranan pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari.
a. Kognitif
• Menjelaskan pengertian konsep teori tumnbukan
• Menjelaskan peranan Ea terhadap laju reaksi akibat adanya katalisator menggunakan grafik reaksi eksoterm dan endoterm
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat mensyukuri rahmat Tuhan bahwa dialam semesta ini terdapat berbagai bentuk reaksi kimia dimana pada setiap reaksi tersebut terjadi tumbukan antarpartikel yang mana partikel ini harus memiliki energi yang cukup besar sehingga dihasilkan reaksi.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang teori tumbukan dari berbagai literatur dan mengolah informasi tersebut lewat diskusi.
• Kecakapan sosial
Siswa dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi baik secara lisan maupun tulisan.

D. Materi Pelajaran
Teori tumbukan mengungkapkan bahwa molekul-molekul yang terlibat dalam reaksi harus bertumbukan untuk menghasilkan produk. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang menghasilkan reaksi. Sedangkan tumbukan tidak efektif adalah tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi.
Contoh : A2 (g) + B2(g) 2AB (g)

+ (-) tumbukan tdk efktf

+ tumbukan efektif

Sifat-sifat katalisator : - menurunkan nilai energi pengaktifan
- memberikan alternatif tahapan reaksi lain bagi molekul pereaksi dalam hal membentuk hasil reaksi
- tidak mempengaruhi nilai laju reaksi
- mempercepat terjadinya reaksi kimia
- turut bereaksi akan tetapi terbentuk kembali pada akhir reaksi dalam konsentrasi dan jumlah yang sama.
E. Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : konstruktivisme
• Pendekatan : Pemahaman Konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
1 Apersepsi
• Memberi salam dan mengabsen siswa
• Memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Kegiatan Inti
• Menjelaskan konsep teori tumbukan
• Mendiskusikan peranan energi aktifasi dalam suatu reaksi
• Mendiskusikan hubungan katalis dengan energi pengaktifan menggunakan grafik
3 Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Tabel SPU
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal essay
1. Jelaskan konsep teori tumbukan !
2. Apakah energi pengaktifan, jelaskan bagaimana hubungan katalis dengan Ea


Diagram manakah yang menggunakan katalis !
Jawab
1. Teori tumbukan mengemukakan bahwa molekul-molekul yang terlibat dalam reaksi harus bertumbukan untuk menghasilkan produk. Untuk bertumbukan maka tumbukan tersebut harus efektif.
2. Energi pengaktifan adalah energi minimum yang diperlukan agar reaksi dapat berlangsung. Hubungan katalis dengan energi pengaktifan adalah sangat erat dimana katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi pengaktifan sehingga kompleks teraktifasi lebih mudah terbentuk.
3. Dari 2 diagram tersebut diperoleh :
diagram a menggunakan katalis karena diagram dengan katalis (Ea)1 lebih rendah dari pada diagram dengan energi aktifasi tanpa katalis (Ea)2 sehingga kompleks teraktifasi pada reaksi dengan katalis mudah tercapai, akibatnya reaksi dengan bantuan katalis berlangsung labih cepat.
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
1. Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
2 Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal tentang teori tumbukan dan aplikasinya.
• Saya akan berusaha mencari literatur lebih banyak tentang teori tumbukan.
3 Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan dengan baik pengetahuan yang saya peroleh
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 6
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
7-12 6
13-18 7
19-24 8
25-30 9
31-35 10
Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, September 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700




Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Penerapan Laju Reaksi
Sub Materi Pokok : Penerapan Laju Reaksi
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
C. Indikator
- Menjelaskan penggunaan katalis dalam industri kimia, misalnya dalam proses Haber ( pembuatan amonia )
a. Kognitif
• Menjelaskan beberapa penerapan konsep laju reaksi dalam industri dan kehidupan sehari-hari.
• Mendeskripsikan penggunaan katalis dalam industri kimia
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa diharapkan dapat menyadari dan mensyukuri bahwa di dalam lingkungannya terdapat berbagai bentuk penerapan konsep laju reaksi yang sangat banyak ditemukan didalam industri kertas, aluminium, dll.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang berbagai bentuk konsep laju reaksi dari berbagai literatur dan mengolah informasi tersebut lewat diskusi.
• Kecakapan sosial
Siswa dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi baik secara lisan maupun tulisan.

D. Materi Pelajaran
 Penerapan luas permukaan dalam kehidupan sehari-hari dan industri, misalnya :
a. industri semen: batu kapur dihancurkan menggunakan mesin penghancur sampai halus untuk mempercepat reaksi pada proses selanjutnya.
b. dalam pembuatan bubur kacang hijau, terlebih dahulu gula merah diiris agar cepat larut
 Penggunaan katalis dalam industri, misalnya:
a. industri pembuatan amonia c. industri perminyakan
b. industri asam nitrat d. industri roti, dll

E. Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : konstruktivisme
• Pendekatan : Pemahaman Konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
1 Apersepsi
• Memberi salam dan mengabsen siswa
• Memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Kegiatan Inti
• Menjelaskan beberapa contoh penerapan konsep laju reaksi dalam industri
• Mendiskusikan contoh lain dari penerapan konsep laju reaksi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri
• Mengadakan tanya jawab
3Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)


F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal essay
1. Berikan beberapa contoh penerapan laju reaksi baik dalam bidang industri dan dalam kehidupan sehari-hari !
Jawab :
1. Penerapan luas bidang permukaan dalam industri dan kehidupan sehari-hari: a. industri : berbagai bahan baku kertas (kulit batang pohon pisang, batang alang-alang, kertas bekas) digerus terlebih dahulu untuk membuat bubuk kertas, hal ini bertujuan memperluas bidang sentuh sehingga campuran menjadi homogen dan reaksi berlangsung sempurna.
b. penduduk pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi beberapa bagian sebelum dimasukkan ke tungku perapian.
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
1 Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
2 Sikap dan minat afektif
• Saya akan berusaha mencari literatur lebih banyak tentang penerapan laju reaksi dalam industri dan kehidupan sehari-hari.
3 Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan dengan baik pengetahuan yang saya peroleh
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 5 dan minimum 1
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 30
Skor minimum 6
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
6-10 6
11-15 7
16-20 8
21-25 9
26-30 10

Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, September 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700


Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Struktur Atom dan Sistem Periodik
Sub Materi Pokok : Struktur Atom
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Mendeskripsikan struktur atom dan sifat-sifat periodik atom serta struktur molekul dan sifat-sifatnya.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan teori atom mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menggunakannya pada penentuan letak unsur dalam tabel periodik.
C. Indikator
Menjelaskan teori atom mekanika kuantum
a. Kognitif
• Dapat menjelaskan dan memahami teori atom modern yaitu teori atom mekanika kuantum
• Dapat menjelaskan sifat atom dan molekul berdasarkan teori mekanika kuantum.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa di alam ini terdapat unsur-unsur memiliki sifat seperti gelombang yang berdasarkan teori mekanika kuantum.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang sifat atom serta gerakan elektron berdasarkan teori atom mekanika kuantum
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari diskusi baik lisan maupun tulisan.

D. Materi Pelajaran
Struktur atom menggambarkan partikel-partikel penyusun atom (proton, elektron, dan neutron) berada di dalam atom. Rutherford berpendapat bahwa atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif yang dikelilingi elektron pada lintasan tertentu. Teori ini bertentangan dengan Maxwell yang menyatakan bahwa bila partikel bermuatan bergerak maka akan memancarkan energi.
Niels Bohr beranggapan bahwa model kedudukan elektron dan inti atom menyerupai system tata surya. Ada dua postulat yang harus ditaati : 1) elektron bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu yang disebut tingkat energi, 2) elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lainnya. Menurut Bohr, spektrum pada unsur terjadi akibat adanya perpindahan elektron.
Menurut de Broglie elektron mempunyai sifat sebagai partikel sekaligus sebagai gelombang. Kemudian Erwin Schrodinger menerapkan matematika untuk menjelaskan pola gelombang partikel yang bergerak, terutama diterapkan pada gerakan elektron atom hydrogen. Matematika terapan ini dikenal sebagai mekanika kuantum.
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kontekstual
• Pendekatan : Inquirry
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :

No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan spektrum unsur dan model atom Niels Bohr dengan mengulang atau mengingatkan siswa kembali dengan teori-teori atom sebelumnya.
• Menyuruh siswa menjelaskan spektrum unsur dan model atom Niels Bohr menurut informasi yang mereka ketahui
• Menjelaskan model atom mekanika kuantum dan cara meramalkannya
• Mengadakan diskusi dan tanya jawab
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Tabel SPU
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Jelaskan kelemahan dari teori atom Bohr !
Jawab :
1. Kelemahan dari teori atom Bohr adalah bahwa tidak dapatnya menjelaskan spectrum yang terjadi pada atom yang berelekron banyak, ia hanya dapat menjelaskan spectrum atom H yang mempunyai elektron tunggal.
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan mengikuti pelajaran dengan baik
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang struktur atom dan mekanika kuantum
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik

Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
6-10 6
11-15 7
16-20 8
21-25 9
26-30 10

M
engetahui: Disetujui oleh: Binjai, Agustus 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700


Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Struktur Atom dan Sistem Periodik
Sub Materi Pokok : Struktur Atom
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Mendeskripsikan struktur atom dan sifat-sifat periodik atom serta struktur molekul dan sifat-sifatnya.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan teori atom mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menggunakannya pada penentuan letak unsur dalam tabel periodik.
C. Indikator
• Menjelaskan pengertian bilangan kuantum dan bentuk-bentuk orbital
• Menggunakan prinsip Aufbau, aturan Hund dan asas larangan Pauli untuk menuliskan elektron dan diagram orbital.
a. Kognitif
• Dapat menjelaskan pengertian bilangan kuantum dan menggambarkan kedudukan elektron dari suatu atom
• Dapat menuliskan urutan tingkat energi berdasarkan aturan Aufbau dan melakukan pengisian elektron pada orbital berdasarkan kaidah Hund
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
2. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa di alam ini terdapat unsur-unsur memiliki kedudukan elektron dalam orbital yang berbeda-beda dan mempunyai tingkat energi
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang bilangan kuantum dan bentuk-bentuk orbital serta penggunaan prinsip Aufbau dan aturan Hund kemudian mengolah informasi tersebut.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh lewat diskusi baik lisan maupun tulisan.

D. Materi Pelajaran
Orbital
Merupakan tingkat energi dari suatu ruang yang mempunyai peluang terbesar untuk menemukan elektron di sekitar inti atom
Bilangan kuantum
Bilangan kuantum ada tiga yaitu: 1) bilangan kuantum utama (n); 2) bilangan kuantum azimuth (l); 3) bilangan kuantum magnetik (m); dan 4) bilangan kuantum spin (s).
Bentuk orbital
Setiap orbital mempunyai ukuran, bentuk, dan arah orientasi ruang yang ditentukan oleh bilangan kuantum n, l, dan m.
Konfigurasi elektron
Menggambarkan penataan elektron-elektron dalam suatu atom. Menurut prinsip Aufbau, elektron mempunyai kecenderungan akan menempati subkulit yang tingkat energinya lebih rendah. Urutan tingkat energi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi adalah :
1s < 7n =" 1s22s22p3" 8o =" 1s22s22p4" n =" 2" l =" 1" m =" +1" s =" +" n =" 2;l" m =" -1;" s ="-" 13al =" 1s22s22p63s23p1" 15x =" 1s22s22p63s23p3" a =" VA" 25a =" (Ar)3d54s2" b =" VIIB" v =" k" v =" k" v =" k" v =" k" v =" k" v =" k" v =" k" h =" U" h =" ΔU" h =" qp" h =" H" h =" (-)"> Hawal
Kalor reaksi memakai tanda (-) maka reaksi endoterm
2. Memakai tanda ΔH ΔH > 0 (berharga positif)
A + B C ΔH = (+) x kkal
Kalor reaksi memakai tanda (+)
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kontekstual
• Pendekatan : Inkuiri
• Metode : Ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan teori hukum kekekalan energi dan perubahan entalpi
• Menjelaskan pengertian sistem dan lingkungan
• Menjelaskan perbedaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
• Memberikan beberapa contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dengan mendemostrasikannya di dalam kelas
• Mengadakan diskusi dan tanya jawab
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Bahan kimia Batu karbit
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Pada reaksi antara larutan NaOH dan HCl dalam suatu tabung reaksi dan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan suhu tabung reaksi naik demikian pula suhu disekitarnya. Tentukan sistem dan lingkungan dari contoh diatas !
2. Pada proses perubahan es menjadi air terjadi penyerapan kalor oleh es dari lingkungan yang disebabkan suhu es lebih rendah dari pada lingkungan. Jenis reaksi apakah soal diatas!

Jawab:
1. Pada soal diatas yang menjadi pusat perhatian adalah larutan NaOH dan larutan HCl. Dengan demikian larutan NaOH dan HCl adalah sistem ; sedangkan tabung reaksi, suhu udara, tekanan udara merupakan lingkungan.
2. Reaksi diatas merupakan reaksi endoterm karena terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan energi dan entalpi serta reaksi eksoterm dan endoterm.
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang hukum kekekalan energi dan reaksi eksoterm dan endoterm.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
6-10 6
11-15 7
16-20 8
21-25 9
26-30 10


Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Penentuan ΔH Reaksi
Sub Materi Pokok : ΔH Pembentukan, ΔH Penguraian,dan ΔH Pembakaran
Penentuan ΔH Reaksi Secara Kalorimetri
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran, dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta.
B. Kompetensi Dasar
Menentukan ΔH reaksi berdasarkan eksperimen, menggunakan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
C. Indikator
• Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi
• Menentukan harga ΔH reaksi dengan melakukan percobaan sederhana
a. Kognitif
• Dapat menentukan dan menjelaskan ΔH reaksi pembentukan, penguraian dan pembakaran serta membedakannya.
• Dapat menghitung perubahan entalpi secara kalorimetri.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat mensyukuri rahmat Tuhan, bahwa senyawa kimia yang bereaksi menyimpan energi sebesar ΔH yang dapat dihitung harganya dan di alam ini juga terdapat beberapa jenis perubahan entalpi.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang bentuk-bentuk perubahan entalpi dan penentuan perubahan entalpi secara kalorimetri dari berbagai literatur dan mengolah informasi lewat literatur maupun diskusi.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
Beberapa jenis perubahan entalpi standar, yaitu:
1. Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔHfo)
Merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar.
Contoh :
1/2N2 (g) + 2H2 (g) + 1/2Cl2 (g) NH4Cl (s) ΔHfo = -314,4 kJ mol-1
Untuk perubahan entalpi pembentukan standar unsur bebas diberi harga nol.
2. Perubahan entalpi penguraian standar (ΔHdo)
Merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol suatu senyawa menjadi unsure-unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar.
Contoh :
H2O (l) H2 (g) + ½ O2 (g) ΔHdo = +240 kJ mol-1
3. Perubahan entalpi pembakaran standar (ΔHco)
Merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna.
Contoh :
C (s) + O2 (g) CO2 (g) ΔHco = -393,52 kJ mol-1
4. Penentuan perubahan entalpi secara kalorimetri
Penentuan ΔH secara kalorimetri dirumuskan :
q = m . c . ΔT
q = perubahan kalor(J) c = kalor jenis (J/g K)
m = massa zat (g) ΔT = perubahan suhu (K)
qsistem = qreaksi + qair + qkalorimetri = 0
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kontekstual
• Pendekatan : Pemahaman Konsep
• Metode : Ceramah, pemberian tugas, diskusi
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memeriksa tugas (PR)
• Mengevaluasi pemahaman siswa tentang pelajaran yang telah di pelajari sebelumnya.
Kegiatan Inti
• Menjelaskan jenis-jenis perubahan entalpi standar dan perbedaan penulisan reaksinya serta memberikan contoh soal.
• Memberikan soal-soal tentang jenis-jenis perubahan entalpi.
• Menjelaskan penentuan perubahan entalpi secara kalorimetri.
• Memberikan beberapa contoh soal penentuan entalpi secara kalorimetri.
• Memberikan soal-soal tentang penentuan entalpi secara kalorimetri
• Mengadakan diskusi
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Media karton
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Tuliskan persamaan termokimia data berikut ini!
a. ΔHfo HgO (s) = - 90, 8 kJ mol-1
b. ΔHdo C2H6 (g) = + 84,68 kJ mol-1
c. ΔHco Hg (l) = - 91,4 kJ mol-1
2. Tuliskan persamaan termokimia pada keadaan standar, berdasarkan data : pembentukan 117 gr garam dapur (NaCl) membebaskan kalor sebanyak 822 kJ.
3. Data hasil percobaan pencampuran 100 cm3 larutan HCl 2 M dengan 100 cm3 larutan NaOH 1M menunjukkan kenaikan suhu dari 25oC menjadi 31,5oC. Jika larutan dianggap sama dengan air dan diketahui bahwa kalor jenis air = 4,2 J g-1 K-1, massa jenis air = 1 g cm-3, tentukanlah ΔH reaksi !
Jawab:
1. a Hg (l) +1/2O2 (g) HgO (s) ΔH = -90,8 kJ mol-1
b. C2H6 (g) 2C (s) + 3H2 (g) ΔH = + 84,68 kJ mol-1
c. Hg (l) +1/2O2 (g) HgO (s) ΔH = -91,4 kJ mol-1
2. Jumlah mol NaCl mol
ΔH pembentukan 2 mol NaCl = - 822 kJ
ΔHfo NaCl kJ/mol
Jadi, persamaan termokimianya :
Na(s) + ½ Cl2(g) NaCl(s) ; ΔH = - 411 kJ
3. Jumlah mol HCl = volume HCl x molaritas HCl
= 0,1 L x 2M = 0,2 mol
Jumlah mol NaOH = volume NaOH x molaritas NaOH
= 0,1 L x 1M = 0,1 mol
karena koefisien reaksi kedua zatnya sama, tetapi jumlah mol berbeda maka jlh mol NaCl dihitung berdasarkan mol zat terkecil (yang habis bereaksi). Jumlah mol NaCl = jlh mol NaOH = 0,1 mol.
Volume larutan = volume air = 200 cm3.
q = m . c . ΔT
= 200 x 4,2 x (31,5 – 25) = 5460 J
qreaksi + qlarutan = 0
qreaksi = - qlarutan = - 5460 J = -5,46 kJ
ΔH reaksi untuk 0,1 mol = - 5,46 kJ
ΔH reaksi untuk 1 mol = - 5,46/0,1 = - 54,6 kJ/mol
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Unjuk Kerja
• Aktif dalam menjawab pertanyaan guru
• Inisiatif
• Aktif dalam diskusi
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan jenis-jenis perubahan entalpi dan penentuan perubahan entalpi secara kalorimetri.
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang jenis-jenis perubahan entalpi dan penentuan perubahan entalpi secara kalorimetri.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
7-12 6
13-18 7
19-24 8
25-30 9
31-35 10
Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Penentuan ΔH Reaksi
Sub Materi Pokok : Hukum Hess
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran, dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta.
B. Kompetensi Dasar
Menentukan ΔH reaksi berdasarkan eksperimen, menggunakan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
C. Indikator
• Menghitung ΔH reaksi dengan menggunakan hukum Hess
a. Kognitif
• Dapat menentukan dan menjelaskan ΔH reaksi dengan menggunakan hukum Hess.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat mensyukuri rahmat Tuhan, bahwa senyawa kimia yang bereaksi menyimpan energi sebesar ΔH yang dapat dihitung harganya dengan menggunakan hukum Hess.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang penentuan ΔH reaksi dengan hukum Hess dari berbagai literatur dan mengolah informasi lewat literatur maupun diskusi.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi maupun tulisan.

D. Materi Pelajaran
Penentuan perubahan entalpi dengan hukum Hess.
Selain dengan percobaan perubahan entalpi dapat dihitung melalui konsep perhitungan Hukum Hess yang berbunyi :
“Perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir dari suatu reaksi dan tidak tergantung bagaimana jalannya reaksi”. Perubahan entalpi dapat berlangsung dalam satu tahap atau beberapa tahap. Misal: reaksi pembentukan CO berlangsung melalui cara berikut
(1) pembentukan CO melalui satu tahap reaksi
C(s) + ½ O2 (g) ¬ CO (g) ΔH = -283 k J
(2) pembentukan CO melalui dua tahap reaksi
C(s) + ½ O2 (g) ¬ CO2 (g) ΔH = -394 k J
CO2 (g) CO(g) + ½ O2 (g) ΔH = 111 k J
+
C(s) + ½ O2 (g) ¬ CO (g) ΔH = -283 k J

E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : konstruktivisme
• Pendekatan : Pemahaman konsep
• Metode : Ceramah, pemberian tugas, diskusi
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu

Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memeriksa tugas (PR)
• Mengevaluasi pemahaman siswa tentang pelajaran yang lalu.
Kegiatan Inti
• Menjelaskan perhitungan ΔH reaksi menggunakan hukum Hess
• Memberikan contoh-contoh perhitungan ΔH reaksi dengan menggunakan hukum Hess.
• Memberikan soal-soal aplikasi hukum Hess dalam penentuan ΔH reaksi.
• Mengadakan diskusi
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Media karton
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Diketahui:
Reaksi (1) : S(s) + O2 (g) ¬ SO2 (g) ΔH = -297 k J
¬Reaksi (2) : 2 Ss) + 3 O2 (g) 2SO3 (g ) ΔH = -781 k J
Tentukan ΔH reaksi :
2SO2 (g) + O2 (g) ¬ 2SO3 (g)
Jawab :
1. Reaksi (1) : 2¬SO2 (g) 2S(s) + 2O2 (g) ΔH = -297 k J (x2)
Reaksi (2) : 2 S(s) + 3 O2 (g) 2SO3 (g ) ΔH = -781 kJ (x1)
2SO2 (g) + O2 (g) ¬ 2SO3 (g) ΔH = - 187 k J

• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan penentuan ΔH reaksi menggunakan hukum Hess.
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang penentuan ΔH reaksi menggunakan hukum Hess
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik

Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
7-12 6
13-18 7
19-24 8
25-30 9
31-35 10

Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Penentuan ΔH Reaksi
Sub Materi Pokok : Energi Ikatan
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran, dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta.
B. Kompetensi Dasar
Menentukan ΔH reaksi berdasarkan eksperimen, menggunakan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
C. Indikator
• Menghitung ΔH reaksi dengan menggunakan data energi ikatan
a. Kognitif
• Dapat menentukan dan menjelaskan ΔH reaksi dengan menggunakan data energi ikatan
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat mensyukuri rahmat Tuhan, bahwa senyawa kimia yang bereaksi menyimpan energi sebesar ΔH yang dapat dihitung harganya dengan menggunakan data energi ikatan.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang penentuan ΔH reaksi dengan data energi ikatan dari berbagai literatur dan mengolah informasi lewat literatur maupun diskusi.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
Penentuan perubahan entalpi berdasarkan data ΔH pembentukan standar
Pada cara ini, data entalpi yang diketahui harus berupa data pembentukan. Zat-zat pereaksi dianggap mengalami reaksi penguraian dan zat-zat hasil reaksi dianggap mengalami reaksi pembentukan. Jadi, entalpi penguraian suatu zat sama dengan entalpi pembentukannya, namun tandanya berlawanan. Dalam hal ini berlaku :
ΔH reaksi = ΔHof hasil reaksi – ΔHof pereaksi
Penentuan perubahan entalpi dengan data energi ikatan.
Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses, yang
pertama adalah pemutusan ikatan-ikatan antaratom dari senyawa yang bereaksi dan yang kedua adalah proses penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi sehingga membentuk susunan baru. Proses pemutusan merupakan proses yang memerlukan energi (kalor), sedangkan proses penggabungan ikatan adalah proses yang membebaskan energi (kalor).
ΔH = ∑ energi ikatan pereaksi - ∑ energi ikatan hasil reaksi
Misalnya :
CH4(g) + Cl2 (g) ¬ CH3Cl (g) + HCl(g) ΔH = -283 k J
Reaksi diatas dapat ditulis :
H H
H C H + Cl Cl H C Cl + H Cl
H H
Perubahan entalpinya dapat dihitung sebagai berikut :
Ikatan yang terputus: 4 ikatan C H : 4 x 413 kJ = 1652 kJ
1 ikatan Cl Cl : 1 x 242 kJ = 242 kJ
Ikatan yang terbentuk : 3 ikatan C H : 3 x 413 kJ = 1239 kJ
1 ikatan C Cl : 1 x 328 kJ = 328 kJ
1 ikatan H Cl : 1 x 431 kJ = 431 kJ
ΔH = ∑ energi ikatan pereaksi - ∑ energi ikatan hasil reaksi, atau
ΔH = ∑ E pemutusan ikatan - ∑ E penggabungan ikatan
ΔH = (1652 + 242) – (1239 + 328 + 431)
ΔH = 1894 – 1998 = - 104 kJ
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kontekstual
• Pendekatan : Pemahaman konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan perhitungan ΔH reaksi berdasarkan data ΔH pembentukan standar
• Menjelaskan perhitungan ΔH reaksi berdasarkan data energi ikatan.
• Memberikan beberapa contoh perhitungan ΔH reaksi berdasarkan data ΔH pembentukan standar dan berdasarkan data energi ikatan.
• Memberikan soal-soal
• Mengadakan diskusi dan tanya jawab
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Entalpi pembentukan C2¬¬H5OH, CO2 dan H2O berturut-turut -266 Kj, - 394 Kj dan -286 kj. Hitunglah ΔH reaksi !
C2H5OH + 3O2 2CO2 + 2H2O
2. Diketahui data energi ikatan : C H = 413 kJ
C O = 799 kJ
O O = 495 kJ O H = 463 kJ
Hitunglah ΔH reaksi : CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(l)
Jawab:
1. ΔH = ∑ ΔHf hasil reaksi - ∑ ΔHf pereaksi
maka : C2H5OH + 3O2 2CO2 + 2H2O
ΔH = 2 x (- 394 kJ) + 3 x (-286 kJ) – (-266kJ) + 3 x (0)
ΔH = - 1388 kJ
2. ΔH = ∑ E pemutusan ikatan - ∑ E penggabungan ikatan
maka : CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(l)
ΔH = 4 x (C H) + 2 x (O O) – 2 x (C O) + 4 x (O H)
= 4 x 413kJ + 2 x 495kJ – 2 x 799kJ + 4 x 463kJ
= (1652 kJ + 990 kJ) – (1598 kJ + 1852 kJ)
= 2642 kJ – 3450 kJ
= - 808 kJ
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan penentuan ΔH reaksi berdasarkan ΔH pembentukan standar dan data energi ikatan
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang penentuan ΔH reaksi menggunakan data ΔH pembentukan standar dan data energi ikatan.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik

Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 5

Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
7-12 6
13-18 7
19-24 8
25-30 9
31-35 10

Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Kalor Pembakaran
Sub Materi Pokok : Kalor Pembakaran
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran, dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta.
B. Kompetensi Dasar
Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan kalor pembakaran berbagai bahan bakar.
C. Indikator
• Membandingkan kalor pembakaran berbagai bahan bakar dalam kehidupan sehari-hari
• Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna terhadap lingkungan dan banyaknya kalor yang dihasilkan.
a. Kognitif
• Dapat menjelaskan dampak pembakaran yang tidak sempurna terhadap lingkungan
• Menghitung jumlah kalor yang dihasilkan dari pembakaran beberapa jenis bahan bakar.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Psikomotorik
• Melaksanakan praktikum dengan benar sesuai dengan prosedur
• Dapat mengamati hasil percobaan dengan baik.
d. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat mensyukuri rahmat Tuhan, bahwa terdapat sejumlah bahan bakar yang dapat dihitung jumlah kalornya.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang berbagai bahan bakar dan menghitung kalornya dari berbagai literatur dan mengolah informasi lewat literatur maupun diskusi.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya lewat diskusi maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
1. Entalpi pembakaran bahan bakar
Bahan bakar merupakan suatu senyawa yang bila dilakukan pembakaran terhadapnya dihasilkan kalor yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kaeperluan. Berikut ini nilai kalor bakar beberapa bahan bakar yang umum dikenal.
Bahan Bakar Nilai Kalor Bakar (kJ g-1)49
Gas alam (LNG)32
Batu bara48
Bensin34
Kayu 18

nilai kalor bakar dapat digunakan untuk memperkirakan harga energi suatu bahan bakar.
2. Dampak pembakaran bahan bakar
Pembakaran tidak sempurna berarti ada energi yang tidak dihasilkan maka energi yang dibebaskan menjadi berkurang. Hal ini mengurangi efisiensi bahan bakar dan berpengaruh pada lingkungan karena gas CO yang dihasilkan dapat membahayakan bagi kesehatan.
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kooperatif
• Pendekatan : inquiri
• Metode : Ceramah, diskusi, praktikum
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa kesiapan siswa untuk melakukan praktikum
Kegiatan Inti
• Menyiapkan alat dan bahan praktikum
• Melakukan percobaan untuk menentukan dan membandingkan ΔH pembakaran dari bahan bakar.
• Mendiskusikan data hasil percobaan
• Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
• Alat dan Bahan praktikum
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Apa kerugian akibat pembakaran tidak sempurna ?
2. Jika diketahui ΔHf0 CO2 (g) = -394 kJ, ΔHf0 H2O (g) = -285 kJ dan ΔHf0 C2H5OH (g) = -227 kJ. Tentukan nilai ΔH bahan bakar C2H5OH ?
Jawab :
1. Pembakaran sempurna dapat mencemari lingkungan, pembakaran sempurna menghasilkan gas CO2 yang merupakan salah satu gas penyebab efek rumah kaca.
Pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO2 yang membahayakan kesehatan. Gas CO2 bersifat racun bereaksi kuat dengan hemoglobin, maka jika manusia menghirup udara yang mengandung CO2 maka gas O2 akan terganti oleh gas CO2 yang bersifat racun dan membahayakan kesehatan.
2. Dik : ΔHf0 CO2 (g) = -394 kJ
ΔHf0 H2O (g) = -285 kJ
ΔHf0 C2H5OH (g) = -227 kJ
Maka kalor ΔH C2H5OH adalah :
C2H5OH (g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 3H2O(l)
ΔH = ∑ ΔHf hasil reaksi - ∑ ΔHf pereaksi
= 2 x (-394) + 3 x (-285) – (-227) + 3 x (0)
= - 788 + (-855) – (-227)
= - 1416 kJ/mol


• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan menghitung kalor pembakaran beberapa bahan bakar
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang dampak pembakaran beberapa bahan bakar terhadap lingkungan.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai



• Psikomotorik
Menggunakan alat praktikum
Kriteria penilaian: Assesment kinerja

No Indikator Interval Skor
1. Cara siswa menuangkan larutan kedalam botol lampu0 – 20
2 Cara siswa menggunakan termometer0 – 10
3 Keaktifan siswa selama praktikum0 – 10
4 Keaktifan siswa dalam mengidentifikasi data percobaan0 – 20
5 Cara siswa dalam melengkapi lembar pengamatan0 – 20
6 Keaktifan siswa mengkomunikasikan data percobaan 0 – 20

Pedoman penilaian:
Jumlah skor keseluruhan interval 0 -100
Nilai siswa = Jumlah skor yang diperoleh
10
Penilaian non tes : portofolio berupa laporan praktikum

Mengetahui

Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Semester : XI / I
Materi Pokok : Termokimia
Sub Materi Pokok : Reaksi Eksoterm Dan Endoterm
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran, dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengertian entalpi suatu zat dan perubahannya
C. Indikator
• Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dan reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm)
a. Kognitif
• Mendeskripsikan perbedaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa di alam ini terdapat jenis reaksi eksoterm dan endoterm.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang reaksi eksoterm dan endoterm dari berbagai literatur dan mengolahnya lewat diskusi.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari diskusi baik lisan maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
Reaksi endoterm dan reaksi eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan. Ada 2 cara penulisan reaksi eksoterm, yaitu :
1. Tidak memakai tanda ΔH Bila perubahan entalpi sistem :
A + B C (+) x kkal Hakhir < h =" (-)"> Hawal
Kalor reaksi memakai tanda (-) maka reaksi endoterm
2. Memakai tanda ΔH ΔH > 0 (berharga positif)
A + B C ΔH = (+) x kkal
Kalor reaksi memakai tanda (+)
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kontekstual
• Pendekatan : Inkuiri
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan pengertian reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
• Memberikan beberapa contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
• Mengadakan diskusi dan tanya jawab
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)


F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Pada proses perubahan es menjadi air terjadi penyerapan kalor oleh es dari lingkungan yang disebabkan suhu es lebih rendah dari pada lingkungan. Jenis reaksi apakah soal diatas!
Jawab:
1. Reaksi diatas merupakan reaksi endoterm karena terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan termokimia
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang reaksi eksoterm dan endoterm
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 35
Skor minimum 7
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
7-12 6
13-18 7
19-24 8
25-30 9
31-35 10

Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Tetapan Kesetimbangan
Sub Materi Pokok : Kesetimbangan Dinamis
Penulisan Tetapan Kesetimbangan
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengertian reaksi kesetimbangan.
C. Indikator
• Menjelaskan kesetimbangan dinamis.
• Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen serta tetapan kesetimbangan.
a. Kognitif
• Menjelaskan kesetimbangan dinamis, heterogen, dan homogen.
• Menjelaskan penulisan tetapan kesetimbangan untuk kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa di alam ini terdapat berbagai bentuk kesetimbangan yang berkaitan erat dengan aktivitas yang dilakukan sehari-hari.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang bentuk-bentuk kesetimbangan dan penulisan tetapan kesetimbangan dari berbagai literatur dan mengolahnya lewat diskusi.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari diskusi baik lisan maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
Kesetimbangan Dinamis
Suatu reaksi kimia dikatakan memiliki kesetimbangan dinamis sebab secara keseluruhan sistem tidak mengalami perubahan baik wujud fisik maupun konsentrasi masing-masing zat. Persamaan reaksi kesetimbangan ditulis dengan menggunakan tanda panah dua arah ( ) yang disebut dengan reaksi bolak-balik atau reversibel.
Pada persamaan reaksi kesetimbangan kimia, setiap terjadi reaksi ke kanan, maka zat-zat disebelah kanan bertambah dan zat-zat di sebelah kiri berkurang. Karena zat-zat di sebelah kanan bertambah, maka reaksi bergeser ke kiri dan terjadi lagi perubahan, yaitu zat di sebelah kiri bertambah dan zat di sebelah kanan berkurang. Akibatnya, terjadi lagi reaksi kekanan dan demikian seterusnya. Reaksi kesetimbangan berlangsung secara dinamis dengan konsentrasi zat yang berubah-ubah, tetapi hanya dalam skala yang sangat kecil, sehingga dalam perhitungan dapat diabaikan (dianggap tetap). Kesetimbangan homogen merupakan reaksi yang satu fase, misalnya fasa cair saja. Kesetimbangan heterogen merupakan reaksi dimana dalam keadaan setimbang reaksi yang berlangsung memiliki fase yang berbeda-beda. Penulisan tetapan kesetimbangan homogen:
Reaksi : p A + q B r C + s D
Maka : Kc
Penulisan tetapan kesetimbangan heterogen:
Reaksi : 2C (s) + O2 (g) 2CO2 (g)
Maka : Kc
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : konstruktivisme
• Pendekatan : pemahaman konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan kesetimbangan dinamis, homogen, dan heterogen serta penulisan reaksi kesetimbangan.
• Mendiskusikan beberapa contoh kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari.
• Menjelaskan penulisan tetapan kesetimbangan (Kc) pada kesetimbangan homogen dan heterogen.
• Mengadakan tanya jawab
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)


F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1.Jelaskan pengertian kesetimbangan dinamis, homogen, dan heterogen?
2. Tentukan Kc untuk reaksi-reaksi berikut :
a. 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
b. CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
Jawab :
1. Kesetimbangan dinamis adalah apabila secara keseluruhan (makroskopis) suatu sistem dalam suatu reaksi tidak mengalami perubahan baik wujud fisik maupun konsentrasi masing-masing zat.
Kesetimbangan homogen adalah reaksi yang hanya memiliki satu fase saja.
Kesetimbangan heterogen adalah reaksi yang terjadi ketika berada dalam keadaan setimbang memiliki fase yang berbeda-beda.
2. a. Kc b. Kc
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
. Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan tetapan kesetimbangan.
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang kesetimbangan dan tetapan kesetimbangan.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 5 dan minimum 1
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 30
Skor minimum 6
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
6-10 6
11-15 7
16-20 8
21-25 9
26-301 10

Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700







Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesetimbangan
Sub Materi Pokok : Pengaruh Konsentrasi, Suhu, Tekanan/Volume, Katalis,
Terhadap Kesetimbangan Menurut Asas Le Chatelier
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan menyimpulkan hasilnya serta penerapannya dalam industri.
C. Indikator
• Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran kesetimbangan berdasarkan data hasil percobaan.
• Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan asas Le Chatelier.
a. Kognitif
• Menjelaskan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran kesetimbangan berdasarkan data hasil percobaan.
• Mendeskripsikan beberapa contoh percobaan sederhana untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa di alam ini terdapat berbagai bentuk kesetimbangan kimia yang akan mengalami pergeseran yang disebabkan oleh beberapa faktor.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang faktor-faktor yamg mempengaruhi pergeseran kesetimbangan dari berbagai literatur dan mengolahnya lewat diskusi.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari diskusi baik lisan maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan :
1. Konsentrasi :
Jika konsentrasi zat pereaksi ditambah, kesetimbangan akan bergeser kearah zat hasil reaksi dan sebaliknya. Jika konsentrasi zat hasil reaksi ditambah, kesetimbangan akan bergeser kearah zat pereaksi dan sebailknya. Untuk kesetimbangan heterogen, jika konsentrasi zat yang fase padat/cair ditambahkan atau dikurangi, kesetimbangan tidak akan begeser.
2. Suhu:
Jika suhu reaksi dinaikkan, reaksi akan bergeser kearah yang endoterm. Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser kearah eksoterm.
3. Tekanan:
Jika tekanan reaksi (sistem) dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser kearah jumlah mol zat terkecil. Jika tekanan reaksi diturunkan, kesetimbangan akan bergeser kearah jumlah mol zat terbesar. Faktor tekanan berlaku untuk zat fase gas.
4. Volume :
Jika volume reaksi dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser kearah jumlah mol zat terbesar. Jika volume reaksi diturunkan, kesetimbangan akan bergeser kearah jumlah mol zat terkecil. Faktor volume hanya berlaku untuk zat fase larutan dan gas.
5. Katalis ;
Pengaruh katalis pada reaksi kesetimbangan untuk mempercepat reaksi kekanan dan kekiri sehingga keadaan kesetimbangan lebih cepat.
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kooperatif
• Pendekatan : keterampilan proses dan pemahaman konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan dari asas Le Chatelier
• Mendeskripsikan arah pergeseran kesetimbangan dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
• Mengadakan diskusi dan tanya jawab
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

• Buku kimia
F. Alat dan bahan yang relevan
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan dari asas Le Chatelier !
2. Pada persamaan kesetimbangan : PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g)
Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi gas PCl5 kedalam campuran kesetimbangan pada suhu tetap?
Jawab:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan adalah :
a. konsentrasi c. tekanan e. katalis
b. suhu d. volume
2. Penambahan konsentrasi PCl5 berarti meningkatkan konsentrasi PCl5, menyebabkan kesetimbangan menjadi terganggu sehingga sistem melakukan tindakan dengan cara mengurangi konsentrasi PCl5 yang ditambahkan, yaitu dengan cara menggeser kesetimbangan kearah produk.
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 10 dan minimum 3
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 30
Skor minimum 6
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
6-10 6
11-15 7
16-20 8
21-25 9
26-301 10

mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesetimbangan
Sub Materi Pokok : Aplikasi Kesetimbangan Kimia Dalam Industri
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan menyimpulkan hasilnya serta penerapannya dalam industri.
C. Indikator
• Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan.
a. Kognitif
• Menjelaskan pemanfaatan konsep pergeseran kesetimbangan untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri.
• Mendeskripsikan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa di alam ini terdapat berbagai unsur yang dapat dimanfaatkan dalam industri dengan menerapkan konsep pergeseran kesetimbangan.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang pemanfaatan konsep pergeseran kesetimbangan dari berbagai literatur dan mengolahnya lewat diskusi.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari diskusi baik lisan maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
1. Proses Haber pada pembuatan ammonia
Amonia merupakan senyawa penting dalam industri kimia, karena sangat luas penggunaannya. Proses pembuatan ammonia ini dilakukan melalui reaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ΔH = - 92 kJ
Reaksi pembuatan ammonia merupakan reaksi kesetimbangan. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan ammonia sebanyak-banyaknya pada prosesnya digunakan asas Le Chatalier, yaitu untuk menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan NH3, konsentrasi N2 dan H2 diperbesar (dengan menaikkan tekanan kedua gas tersebut). Faktor lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suhu dan tekanan.
2. Pembuatan asam sulfat
Pembuatan asam sulfat dalam industri dikembangkan melalui proses kontak, meliputi :
a. pembentukan sulfur dioksida
b. pembentukan sukfur trioksida
c. pembentukan asam sulfat
Pembuatan asam sulfat ini memerlukan suatu kondisi optimum agar diperoleh asam sulfat yang benar-benar pekat (kadar = 98%)
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kooperatif
• Pendekatan : pemahaman konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan pemanfaatan konsep pergeseran kesetimbangan terhadap produksi bahan-bahan kimia di industri
• Mengadakan diskusi membahas penentuan suatu keadaan optimum terhadap reaksi yang dihasilkan.
• Mengadakan tanya jawab
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Berikan beberapa contoh pemanfaatan konsep pergeseran kesetimbangan untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri!
2. Jelaskan peranan keadaan optimum terhadap produk yang dihasilkan!
Jawab:
1. Proses Haber pada pembuatan ammonia
Amonia merupakan senyawa penting dalam industri kimia, karena sangat luas penggunaannya. Proses pembuatan ammonia ini dilakukan melalui reaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ΔH = - 92 kJ
Reaksi pembuatan ammonia merupakan reaksi kesetimbangan. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan ammonia sebanyak-banyaknya pada prosesnya digunakan asas Le Chatalier, yaitu untuk menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan NH3, konsentrasi N2 dan H2 diperbesar (dengan menaikkan tekanan kedua gas tersebut). Faktor lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suhu dan tekanan.
Pembuatan asam sulfat
Pembuatan asam sulfat dalam industri dikembangkan melalui proses kontak, meliputi :
a. pembentukan sulfur dioksida
b. pembentukan sukfur trioksida
c. pembentukan asam sulfat
2. Keadaan optimum sangat berpengaruh terhadap hasil reaksi misalnya pada pembuatan asam sulfat dibutuhkan suatu keadaan yang benar-benar optimum agar reaksi berlangsung kekanan sehingga diperoleh asam sulfat pekat (kadar = 98 %).
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan berusaha mencari literature lebih banyak lagi untuk menjawab soal-soal pengaplikasian konsep pergeseran kimia untuk memproduksi bahan-bahan kimia dibidang industri.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 5 dan minimum 1
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 30
Skor minimum 6
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
6-10 6
11-15 7
16-20 8
21-25 9
26-30 10


Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700




Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Tetapan Kesetimbangan Dan Perhitungannya
Sub Materi Pokok : Tetapan Kesetimbangan (Kc)
Pengaruh Konsentrasi Tekanan Dan Suhu Terhadap - Kesetimbangan
Perhitungan Kc
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
C. Indikator
• Menafsirkan data hasil percobaan mengenai konsentrasi peraksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang serta menyimpulkan pengertian tetapan kesetimbangan (Kc).
• Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi kesetimbangan dan sebaliknya.
a. Kognitif
• Menjelaskan pengaruh konsentrasi tekanan dan suhu terhadap tetapan kesetimbangan (Kc).
• Menjelaskan cara menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi kesetimbangan (Kc) dan sebaliknya.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa di alam ini terdapat reaksi kesetimbangan yang dapat dihitung harga Kc nya.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang tetapan kesetimbangan dari berbagai literatur dan mengolahnya.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari diskusi baik lisan maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
1. Tetapan kesetimbangan
Hukum kesetimbangan, yaitu: bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap.
p A + q B r C + s D
Maka : Kc
2. Pengaruh konsentrasi, tekanan dan suhu terhadap tetapan kesetimbangan
Perubahan konsentrasi hanya menggeser arah reaksi tidak mempengaruhi hilai Kc. Perubahan volume/tekanan tidak menggeser kesetimbangan maupun mengubah nilai Kc. Perubahan suhu (eksoterm dan endoterm) akan menggeser arah reaksi sekaligus mengubah nilai Kc.
3. Perhitungan Kc
a. Perhitungan Kc untuk nilai reaksi homogen
b. Perhitungan Kc untuk nilai reaksi heterogen.
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kooperatif
• Pendekatan : pemahaman konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan ketentuan-ketentuan perhitungan harga Kc berdasarkan konsentrasi kesetimbangan.
• Menjelaskan pengaruh konsentrasi, tekanan dan suhu terhadap tetapan kesetimbangan.
• Menjelaskan perhitungan Kc untuk reaksi homogen dan reaksi heterogen.
• Melakukan diskusi dan tanya jawab.
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)
F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Pada suhu tertentu, dalam volume 2L terdapat reaksi kesetimbangan ;
PCl3(g) + Cl2(g) PCl5(g).
Jika pada kesetimbangan terdapat 0,08 mol PCl5, 0,06 mol PCl3, dan 0,04 mol Cl2, tentukanlah Kc !
2. Tentukan pengaruh-pengaruh konsentrasi, tekanan dan suhu terhadap tetapan kesetimbangan (Kc)!
Jawab :
1. Kc
2. Pengaruh-pengaruh konsentrasi, tekanan, suhu terhadap kesetimbangan:
Perubahan konsentrasi hanya menggeser arah reaksi tidak mempengaruhi hilai Kc. Perubahan volume/tekanan tidak menggeser kesetimbangan maupun mengubah nilai Kc. Perubahan suhu (eksoterm dan endoterm) akan menggeser arah reaksi sekaligus mengubah nilai Kc.
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan perhitungan Kc.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 5 dan minimum 1
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 30
Skor minimum 6
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
6-10 6
11-15 7
16-20 8
21-25 9
26-301 10


Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Tetapan Kesetimbangan Dan Perhitungannya
Sub Materi Pokok : Tetapan Kesetimbangan (Kp)
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
C. Indikator
• Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan antara pereaksi dengan hasil reaksi pada keadaan setimbang.
a. Kognitif
• Menjelaskan cara menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang.
• Menjelaskan perhitungan Kp untuk reaksi homogen dan reaksi heterogen.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa di alam ini terdapat reaksi kesetimbangan yang dapat dihitung harga Kp nya.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang tetapan kesetimbangan parsial dari berbagai literatur dan mengolahnya.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari diskusi baik lisan maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
1. Tetapan kesetimbangan parsial (Kp)
Adalah perbandingan tekanan gas-gas yang terlibat dalam kesetimbangan dengan koefisien setiap zat sebagai pangkat.
2. Perhitungan Kp
p A(g) + q B(g) r C(g) + s D(g)
Maka : Kp
2. Reaksi heterogen :
p A(g) + q B(s) r C(g) + s D(g)
Maka : Kp
3. Tekanan parsial gas ideal, misalnya A dapat dihitung dengan persamaan:
Kp
P(total)
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : kooperatif
• Pendekatan : pemahaman konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan ketentuan-ketentuan perhitungan harga Kp
• Menjelaskan perhitungan tekanan parsial (P) beberapa reaksi.
• Melakukan diskusi dan tanya jawab.
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)
F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Tentukan Kp untuk reaksi-reaksi kesetimbangan berikut ini!
a. 2C(s) + O2(g) 2CO(g)
b. CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
2. Pada reaksi kesetimbangan : 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
jika tekanan parsial masing-masing gas SO2, O2, dan SO3 adalah 2 atm, 3 atm, dan 4 atm, tentukan Kp!
Jawab:
1. a. Kp b. Kp
2. Kp
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan perhitungan Kp.
• Saya akan mencari literature lebih banyak lagi untuk menjawab soal-soal berkaitan dengan Kp.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 15 dan minimum 3
Skor maksimum sikap dan minat 10 dan minimum 2
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 30
Skor minimum 6
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai

6-10 6
11-15 7
16-20 8
21-25 9
26-301 10


Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700



Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Tetapan Kesetimbangan Dan Perhitungannya
Sub Materi Pokok : Hubungan Antara Kp Dan Kc
Derajat Disosiasi
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kompetensi Dasar
Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
C. Indikator
• Menghitung harga Kp berdasarkan Kc atau sebaliknya.
a. Kognitif
• Menjelaskan cara menghitung harga Kp berdasarkan Kc atau sebaliknya.
• Menjelaskan perhitungan derajat disosiasi.
b. Afektif
• Patuh dalam menyimak penjelasan guru
• Aktif dalam diskusi
• Patuh dalam melaksanakan tugas
c. Wawasan Kecakapan Hidup
• Kecakapan personal
Siswa dapat menyadari bahwa di alam ini terdapat reaksi kesetimbangan yang dapat dihitung harga Kp nya berdasarkan Kc atau sebaliknya dan dapat menentukan derajat disosiasinya.
• Kecakapan berpikir rasional
Menggali informasi tentang hubungan kuantitatif antara Kp dengan Kc dan derajat disosiasi dari berbagai literatur dan mengolahnya.
• Kecakapan sosial
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari diskusi baik lisan maupun tulisan.
D. Materi Pelajaran
1. Hubungan antara Kp dengan Kc
p A(g) + q B(g) r C(g) + s D(g)
Maka : Kp
Dari rumus PV = n R T, disimpulkan bahwa : P = C + R T
Jika disubstitusikan pada rumus Kp, maka :
Kp
Kp
Kp = Kc (RT)Δn
Jika jumlah koefisien gas diruas kanan = diruas kiri, maka : Kp = Kc
2. Derajat disosiasi
α
α x 100%
E . Kegiatan Pembelajaran
• Model Pembelajaran : konstruktivisme
• Pendekatan : pemahaman konsep
• Metode : Ceramah, diskusi, pemberian tugas
• Sistem Pembelajaran :
No. Langkah-langkah Waktu
Apersepsi
• Memberi salam dan absensi
• Memotivasi siswa
• Memeriksa tugas (PR)
Kegiatan Inti
• Menjelaskan ketentuan-ketentuan perhitungan harga Kp dengan Kc.
• Menjelaskan perhitungan derajat disosiasi.
• Menjelaskan perhitungan persentase peruraian zat dari rumus derajat disosiasi.
• Memberikan soal-soal dan mengadakan diskusi.
Penutup
• Membuat kesimpulan
• Memberikan tugas (PR)

F. Alat dan Bahan
• Buku kimia yang relevan
G. Penilaian
• Tes kognitif
Dapat menjawab soal-soal sebagai berikut:
1. Dalam volume 2L, dimasukkan 5 mol PCl5(g) dan dibiarkan terjadi kesetimbangan sesuai dengan persamaan reaksi :
PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g).
Jika pada keadaan setimbang terdapat 2 mol Cl2 dan pengukuran dilakukan pada suhu 27oC, tentukan harga Kp!
2. Diketahui 0,8 mol gas PCl5 dibiarkan terurai sampai terjadi reaksi kesetimbangan. Jika pada keadaan setimbang terdapat 0,2 mol gas klorin, tentukanlah derajat disosiasi PCl5!
Jawab:
1. PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g)
Keadaan awal : 5 mol - -
Keadaan bereaksi : 2 mol 2 mol 2 mol

Keadaan setimbang : 5-2 mol 2 mol 2 mol
Kc
Kp = Kc (RT)2-1 = Kc x R x T

Kp = 16,4

2. PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g)
Keadaan awal : 0,8 mol - -
Keadaan bereaksi : 0,2 mol - 0,2 mol

Keadaan setimbang : - - 0,2 mol
α
derajat disosiasi PCl5 = 0,25
• Afektif
Memberikan respon
Kriteria penilaian : Assesment sikap
No Aspek yang dinilai SB B N TB STB
Unjuk Kerja
• Aktif dalam diskusi
• Inisiatif
• Kekompakan dengan teman
• Kerja sama
Sikap dan minat afektif
• Saya akan menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan perhitungan hubungan Kp dan Kc serta α.
• Saya akan mencari literature lebih banyak lagi tentang hubungan Kp dan Kc serta α.
Kecakapan hidup
• Saya akan mengkomunikasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan baik
Skor maksimum unjuk kerja 20 dan minimum 4
Skor maksimum sikap dan minat 5 dan minimum 1
Skor maksimum kecakapan hidup 5 dan minimum 1
Total aspek yang dinilai :
Skor maksimum 30
Skor minimum 6
Interval skor 5
Transformasi interval menjadi nilai :
Interval Skor Nilai
6-10 6
11-15 7
16-20 8
21-25 9
26-301 10


Mengetahui: Disetujui oleh: Binjai, Nopember 2006
PKS I Guru Pamong Mahasiswa Praktikan


Drs. Agus Kuncoro Rosa Munira, SPd Makharany Dalimunthe
NIP : 132090426 NIP : 132123511 NIM : 03311700