PEMURNIAN GARAM DAPUR SECARA KRISTALISASI
D
I
S
U
S
U
N
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA :HERLINAWATI ARITONANG
NIM :081188410017
NAMA :HERLINAWATI ARITONANG
NIM :081188410017
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2009
LAPORAN PRAKTIKUM
I. Judul Percobaan : Pemurnian Garam Dapur Secara Kristalisasi
II. Prinsip Percobaan : Garam dapur yang di larutkan dalam air dimurnikan melalui penguapan dan pengendapan.
III. Tujuan Percobaan : Untuk mempelajari pemurnian garam dapur secara kristalisasi melalui penguapan dan pengendapan.
IV. Tinjauan Pustaka : Uraian Materi Pokok :
1. Kristalisasi
Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu padatan yang umum yaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang). Metode ini pada dasarnya mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan yang lain yang hanya melarutkan zat-zat pengotor saja. Pemurnian demikian ini banyak dilakukan pada industri-industri (kimia) maupun laboratorium untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan.
2. Syarat Pelarut
Persyaratan suatu pelarut yang baik untuk dipakai dalam proses rekristalisasi, antara lain yaitu :
1. Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat yang akan dimurnikan dengan pengotprnya.
2. Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan suatu fungsi temperature, umumnya menurun dengan menurunnya temperature.
3. Mudah dipisahkan dari kristalnya.
4. Tidak meninggalkan zat pengotor di dalam kristal zat yang dimurnikan.
5. Bersifat inert terhadap zat yang dimurnikan.
3. Komponen Garam Dapur
Garam dapur mengandung komponen utama natrium klorida dengan berbagai pengotor yang umum yaitu ion-ion, Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42+, I-, dan Br-, yang kesemuanya mudah larut dalam air. Untuk memperoleh NaCl dengan kemurnian tinggi dari garam dapur maka dapat ditempuh metode rekristalisasi dengan pelarut air. Namun untuk melenyapkan/mengurangi kehadiran ion-ion pengotor perlu ditambahkan ion-ion tertentu yang mampu mengikat ion-ion pengotor menjadi senyawa-senyawa yang kelarutannya dalam air menjadi sangat rendah, sehingga dapat dipisahkan melalui penyaringan sebelumnya.
V. Alat dan Bahan :
Alat
1. Pemanas
2. Gelas beker 3 bh
3. Gelas ukur 100 ml 1 bh
4. Corong pipa bengkok 1 bh
5. Pengaduk 1 bh
Bahan
1. Garam dapur
2. Kristal CaO
3. Larutan encer Ba(OH)2
4. Larutan (NH4)2CO3
5. Larutan HCl 0,1 M
6. Larutan H2SO4 pekat
7. Kertas saring 2 bh
8. Kertas lakmus
VI. Prosedur Percobaan : Prosedur Kerja
1. Melarutkan 16 gram garam dapur ke dalam 50 mL air (dalam gelas beker) dengan pemanasan sampai mendidih lalu diaduk. Kemudian membagi menjadi dua bagian yang sama yaitu sebagai larutan A dan B.
2. Mambahkan kira-kira 0,2 gram CaO ke dalam larutan A.
3. Mambahkan larutan Ba(OH)2 tetes demi tetes hingga tidak berbentuk lagi endapan.
4. Menambahkan larutan (NH4)2CO3 tetes demi tetes sambil diaduk.
5. Menyaring campuran tersebut ke dalam gelas beker dan menetralkan filtrate dengan menambahkan larutan HCl encer tetes demi tetes (menguji sifat kenetralan dengan kertas lakmus).
6. Menguapkan larutan sampai kering.
7. Menimbang NaCl yang diperoleh.
8. Larutan B dijenuhkan dengan penambahan gas HCl yang dapat diperoleh dari reaksi antara garam dapur dengan asam sulfat pekat. Aliran gas HCl dihentikan setelah kristal NaCl tidak bertambah lagi.
9. Memisahkan kristal dengan penyaringan dan mengeringkannya.
VII. Data & Pembahasan :
Larutan Garam Dapur (gr) Kristal (murni) NaCl (gr)
A. Secara Penguapan 8,10 5,16
B. Secara Pengendapan 8,10 4,83
• Berat kristal (murni) NaCl secara penguapan
=
= 63,70 %.
• Berat kristal (murni) NaCl secara pengendapan
=
= 59,63 %.
• Penambahan Ba(OH)2 bertujuan agar garam berada dalam suasana basa dan supaya terbentuk endapan.
• Penambahan (NH4)2CO3 bertujuan agar terbentuk endapan Na2CO3.
• Sifat basa garam berasal dari penambahan Ba(OH)2.
• Netralisasi menggunakan larutan HCl agar terbentuk kristal (murni) NaCl.
• Penjenuhan larutan B dipakai gas HCl agar terbentuk kristal (murni) NaCl.
VIII. Reaksi-reaksi :
Larutan A
NaCl (aq) + CaO (s) → CaCl (aq) + NaO (aq)
2 NaCl (aq) + Ba(OH)2 (aq) → BaCl2 (aq) + 2 NaOH (s)
2 NaOH (s) + (NH4)2CO3 (aq) → 2 NH4OH (aq) + Na2CO3 (s)
Na2CO3 (s) + 2 HCl (aq) → H2CO3 (aq) + 2 NaCl (s)
Larutan B
2 NaCl (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2 HCl (g)
NaCl (aq) + HCl (g) → NaCl (s) + HCl (aq)
IX. Kesimpulan & Saran :
A. Kesimpulan
• Berat kristal (murni) NaCl yang diperoleh secara penguapan adalah 5,16 gram atau 63,70 % (berat).
• Berat kristal (murni) NaCl yang diperoleh secara pengendapan adalah 4,83 gram atau 59,63 % (berat).
B. Saran
Kami selaku praktikan menyarankan agar peninbangan kristal dilakukan secara teliti dan tepat dengan menggunakan neraca analitik, dan penambahan larutan dan gas dihentikan setelah kristal benar-benar tidak terbentuk lagi, agar diperoleh hasil yang tepat.
kalo pemurnian garam dengan BACL2 dan na2co3 reaksi2 yang terjadi apa saja yaa?
BalasHapusterimakasih.,., sangat membantu., ,. :)
BalasHapus